Di Juanda, Panglima TNI Cerita Penyerangan Prajurit di Papua

Sidoarjo, IDN Times - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membeberkan kronologi kontak tembak antara 36 prajurit TNI dengan Kelompok Separaitis Teroris (KST) di wilayah Mugi, Nduga, Papua. Kronologi didapat setelah Yudo meninjau langsung ke Papua.
Kejadian bermula dari 36 prajurit TNI yang melakukan pencarian Pilot Susi Air. Tapi di tengah pencarian diadang KST. Dalam pengadannya, Yudo menyebut KST mengajak masyarakat. Ada ibu-ibu dan anak-anak berteriak dan membawa peluit yang bertujuan membuat takut dan bingung prajurit TNI untuk menembak balik.
"Mereka memanfaatkan masyarakat untuk menyerbu pasukan kita, sehingga pasukan kita ada satu jatuh korban atas nama Miftahul Arifin jatuh ke jurang 15 meter. Kemudian ditolong. Saat pertolongan tersebut dilaksanakan penembakan oleh KST, posisi kita bertahan. Pasukan kita panik terjadi seperti itu," ujarnya saat di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Selasa (18/4/2023).
Kepungan tembakan oleh KST berujung lima prajurit TNI yang mengalami luka tembak. Kelimanya dipastikan tidak meninggal dunia. Sudah dievakuasi ke Timika. "Saya lihat sendiri kondisinya semuanya sehat. Lima tersebut Alhamdillah sehat, dari heli (helikopter) bisa jalan menuju ambulans untuk dilaksanakan perawatan di rumah sakit" kata Yudo.
Meski memastikan lima prajuritnya selamat, Yudo mengakui masih ada empat prajurit yang hilang. "Empat orang belum terkonfirmasi. Mungkin situasi saat itu mereka bersembunyi dan sebagainya saya gak tahu. Tapi akan kami laksanakan pencairan. Lainnya Alhamdulillah selamat, ada yang sudah kembali ke Mugi, ada yang stand by ambil salah satu jenazah Pratu Miftahul," tegas dia.
"Hari ini saya fokuskan pada lima orang yang kena tembak tersebut. Besok pagi kami fokuskan untuk itu (evakuasi jenazah)," Yudo menambahkan. Ke depan, sambung Yudo, daerah dengan tingkat kerawanan tinggi statusnya ditingkatkan menjadi Operasi Siaga Tempur.
Sejauh ini, Yudo menegaskan kalau selama operasi sebanyak tiga prajurit TNI yang gugur. Ketiganya gugur di beberapa wilayah berbeda. Terbaru dalam operasi di Nduga hanya satu prajurit yang gugur. Pernyataan ini sekaligus membantah adanya informasi 13 prajurit TNI gugur.