Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan Diponegoro

Puji meledakkan diri dengan dua anaknya

13 Mei 2018, lima bom mengguncang Surabaya dan Sidoarjo. Ada 28 orang meregang nyawa, puluhan terluka. Melalui pengakuan saksi dan korban, kami mencoba menceritakannya kembali. Penuturan mereka menunjukkan bahwa apapun dalihnya, terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tak selayaknya mendapat tempat di muka bumi.  

Suarabaya, IDN Times - Pagi itu tak terdengar suara '"telulit... telulit... telulit..." dari penjual es krim. Tak juga terdengar gesekan antara sepatu dengan aspal, yang biasa riuh, penuh suka cita. Suara-suara itu tiba-tiba sirna dari Kota Surabaya di Minggu pagi, 13 Mei 2018.

Keceriaan Car Free Day (CFD) di sekitaran sana harus lenyap ketika bom meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan Diponegoro No. 146 Surabaya. Tangisan, teriakan ketakutan dan raungan ambulans mendominasi sekitar jalan utama di Kota Pahlawan tersebut.

Warga berlomba-lomba mencari tahu kondisi di sekitar sana. Sementara aparat membuat pagar hidup sembari memasang garis polisi. Ratusan umat gereja masih tak percaya dengan kejadian yang ada. Mereka berhamburan untuk menyelamatkan nyawa.

 

1. Tiga jenazah berpakaian serba hitam tergeletak di depan gereja

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/Ardiansyah Fajar

Di sekitar lokasi, tepatnya di area parkir gereja sudah tergeletak tiga jasad tanpa nyawa. Ketiganya berpakaian serba hitam. Darahnya di mana-mana. Bentuk tubuhnya tak bisa lagi didefinisikan secara gamblang. Yang jelas mereka semua wanita. Satu dewasa dan dua anak-anak. Tragis.

Nahasnya, seorang petugas jaga, yakni satpam gereja juga tergeletak di antara tiga jasad itu. Dia tak kuasa menahan sakit yang ada di sekujur tubuhnya. Ia  mencoba mencegah ketika tiga perempuan ingin merangsek masuk ke gereja. "Boommm" sampai akhirnya ketiganya meledak secara tiba-tiba.

Kepanikan luar biasa pun terjadi. Sebagian jemaah gereja duduk di pinggir jalan, tepatnya di trotoar. Sebagian lagi ada yang masih tertahan di dalam gereja. Mereka semua ketakutan. Ada yang menangis histeris lantaran kebingungan mencari anaknya. Ia tampak berulang kali menanyakan ke orang di sekitarnya.

2. Seorang perempuan pingsan usai histeris mencari anaknya

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/Ardiansyah Fajar

Tak cukup sampai di situ. Perempuan itu menghampiri aparat untuk meminta tolong agar anaknya segera ditemukan. Ia pun jatuh pingsan karena syok dan panik. Sampai akhirnya petugas medis menyelimutinya untuk menenangkan kondisinya. Tak kama setelah itu, sang anak ditemukan oleh jemaat gereja lainnya.

Seorang jemaah gereja yang sudah nampak lebih tenang menceritakan kengerian tersebut. Namanya Octavianus Rewah. Ia menyebutkan ledakan bom terjadi pada pukul 07.45 WIB. Saat itu, ia bersama keluarganya mendapat giliran ibadah kedua yakni pukul 08.00 WIB.

"Tetapi saya jam 07.00 lebih sudah di gereja. Semua jemaat sudah siap untuk ibadah. Lalu terdengar suara ledakan pertama dan kedua beruntun. Terus ada teriakan minta tolong, saya keluar dari dalam gedung (gereja)," ujar Rewah.

3. Ada tiga kali ledakan yang menghancurkan tubuh pelaku

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara, jemaah lainnya, Ishak Rahanyaan mengaku berdekatan dengan Rewah saat kejadian. Ia sempat melihat ledakan ketiga yang berjarak sekitar lima menit dari ledakan sebelumnya. Bahkan, ia melihat tubuh pelaku melayang akibat ledakan bom.

"Tukang parkir itu sempat mengangkat bagian atas pelaku, dia pakai cadar bersama satu remaja dan anak kecil, sepertinya anaknya. Semua perempuan. Lalu disuruh mundur, ternyata ada ledakan lagi, tubuhnya langsung terlempar ke atas setinggi empat meter lalu jatuh lagi," cerita pria 64 tahun itu.

Setahu Ishak, korban yang tergeletak yakni sekuriti, Yesaya, dan tiga pelaku. Sementara, korban luka empat orang, yakni dua anak-anak, satu perempuan dewasa, dan satu orang dari majelis.

"Orang-orang pada lari semua keluar. Mereka ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri," ungkap Ishak.

4. Satpam sempat mencegah mereka masuk ke dalam gereja

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/Ardiansyah Fajar

Petugas parkir di GKI Jalan Diponegoro bernama Mulyanto menyebutkan, ada tiga wanita bercadar sebelum terjadi ledakan bom di gereja tersebut sekitar pukul 08.00 WIB.

"Ada tiga perempuan memakai cadar, satu anak-anak. Mereka jalan kaki tergesa-gesa, sampai gereja belok kiri (masuk)," ujar Mulyanto menceritakan detik-detik ledakan bom, dalam wawancara bersama Radio Elshinta di lokasi kejadian, Minggu (13/5).

Saat ketiga wanita itu memaksa memasuki gereja, kata Mulyanto, seorang satpam berusaha mencegahnya. Namun, pada saat bersamaan terjadi ledakan bom. Sekitar lima menit kemudian menyusul ledakan berikutnya.

"Begitu mau masuk gereja, mereka dicegah satpam di sekitar parkiran sepeda motor, bom meledak. Selang beberapa menit meledak lagi," ujar dia.

"Ledakan pertama satpam terkapar, selang beberapa menit terjadi ledakan kedua," Mulyanto menambahkan.

Baca Juga: Pagi Mencekam di Ngagel Jaya Utara

5. Ketiga pelaku tak mengucapkan sepata kata apapun

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/ Venita Be

Menurut Mulyanto, ketiga wanita bercadar itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun saat satpam berusaha mencegahnya. "Gak bicara. Yang bercadar di depan, satpam di belakangnya, begitu dicegah meledak," kata dia.

Anggota tim gegana dari Polda Jawa Timur akhirnya meledakan satu bom yang ditemukan di GKI Diponegoro pada Minggu (13/5). Bom dijinakkan pada pukul 10.45 WIB.

Peristiwa ledakan bom ini tentunya menyisakan kesedihan mendalam. Bentuk belasungkawa pun sudah terlihat di GKI Diponegoro.

Pada pukul 16.50 WIB, satu persatu karangan bunga sebagai ucapan duka cita sudah mulai tiba di lokasi. Salah satunya datang dari Polres Blitar dan diantar menggunakan mobil pick up warna hitam.

6. Ada 6 orang tewas termasuk pelaku dan dua anaknya

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/Venita

Hingga pukul 18.00 WIB Jalan Diponegoro kawasan GKI masih ditutup. Penutupan ini lantaran para petugas baik dari kepolisian, tim labfor hingga tim inafis masih melakukan proses evakuasi dan olah TKP.

Meski petang telah tiba, para jemaat GKI Diponegoro masih terlihat bertahan di sekitar kawasan gereja. Mereka menunggu kepastian dari kepolisian dan ingin segera melihat kembali kondisi gereja yang selama ini jadi tempat ibadahnya.

Belakangan polisi merilis kronologi kejadian tersebut. Mereka menyatakan bahwa, pelaku utama serangan ini adalah Puji Kuswati (43), istri Dita Oepriarto yang meledakkan dirinya di gereja Pantekosta Jalan Arjuno, Surabaya. Puji membawa dua anaknya FS (12) dan PR (9). Selain ketiganya, bom tersebut juga merenggut nyawa tiga orang lainnya. 

Bom GKI dan Car Free Day yang Urung di Jalan DiponegoroIDN Times/Deby Amaliasari
https://www.youtube.com/embed/ZpQRvMCoOyM

Baca Juga: Istighosah Gusar di Lapangan Mapolda

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya