Wapres Minta Lembaga Pendidikan Aktif Lakukan Upaya Deradikalisasi

NKRI adalah final

Malang, IDN Times - Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin memastikan bahwa pemerintah akan terus menaruh perhatian terhadap ancaman radikalisme. Dia juga meminta agar lembaga pendidikan turut aktif melakukan upaya deradikalisasi.

Selain itu, Ma'ruf Amin juga menyinggung soal sistem khilafah yang tidak bisa berkembang di Indonesia. Hal itu disampaikan Ma'ruf Amin saat menghadiri Dies Natalis ke-39 Universitas Islam Malang, Rabu (27/11).

1. Deradikalisasi harus dari hulu ke hilir

Wapres Minta Lembaga Pendidikan Aktif Lakukan Upaya DeradikalisasiWapres Ma'ruf Amin disambut Gubernur DIY Sultan HB X saat jenguk Waketum MUI di RS PKU Yogyakarta/Foto:Humas Pemda DIY

Ma'ruf Amin menganggap bahwa radikalisi merupakan sebuah ancaman bagi Indonesia. Untuk itu, perlu adanya tindakan preventif, baik untuk pencegahan hingga pemberantasan.

Namun demikian, Ma'ruf menyebut bahwa proses deradikalisasi harus dilakukan secara terus-menerus dan tidak bisa hanya saat-saat tertentu saja. 

"Saya meyakini bahwa deradikalisasi harus dimulai dari hulu hingga hilir. Termasuk dari lembaga pendidikan untuk meningkatkan imun bagi masyarakat," jelasnya. 

2. Lembaga pendidikan jadi garda terdepan tangkal radikalisme

Wapres Minta Lembaga Pendidikan Aktif Lakukan Upaya DeradikalisasiWapres RI, KH Ma'ruf Amin menyebut bahwa lembaga pendidikan harus jadi garda terdepan memerangi radikalisme. IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, pria yang juga menjabat sebagai Ketua MUI itu menyebut bahwa lembaga pendidikan memiliki peran penting. Utamanya untuk memerangi radikalisme. Sebab, pendidikan, terutama sektor dasar memiliki peran penting dalam membangun karakter seseorang.

"Harus dilakukan dari tingkatan paling rendah yakni PAUD hingga perguruan tinggi," tambahnya. 

Baca Juga: Ma'ruf Amin: Sekarang Banyak Santri Jadi Menteri, Bahkan Wapres

3. Masih banyak narasi kebencian yang muncul di masyarakat

Wapres Minta Lembaga Pendidikan Aktif Lakukan Upaya DeradikalisasiWapres Ma'ruf Amin disambut Gubernur DIY Sultan HB X saat jenguk Waketum MUI di RS PKU Yogyakarta/Foto:Humas Pemda DIY

Di sisi lain, Ma'ruf Amin menyebut bahwa saat ini masih banyak beredar narasi-narasi kebencian. Bahkan, hal itu kerap muncul di tempat ibadah. Hal inilah yang terkadang memicu perselisihan dan semakin memberi jalan bagi radikalisme untuk berkembang.

Ia menambahkan bahwa sebagai umat beragama, kekerasan dalam bentuk apapun tidak boleh ada dalam tatanan kehidupan. 

"Harusnya narasi perdamaian, kerukunan, patriotisme, dan nasionalisme yang perlu dimasukkan dalam kajian-kajian," sambungnya. 

4. NKRI adalah final

Wapres Minta Lembaga Pendidikan Aktif Lakukan Upaya Deradikalisasiinstagram.com/darwis_triadi

Dalam akhir pidatonya, Ma'ruf Amin menegaskan bahwa NKRI merupakan susuatu yang final. Tidak bisa diganggu oleh siapapun. Ia menyebut, jika ada pihak-pihak yang ingin mengubah hal itu, maka mereka akan berhadapan langsung dengan kader-kader pembela bangsa. 

"Bagi saya NKRI sudah final harga mati. Tidak boleh diganti oleh apapun termasuk yang banyak disebut yakni khilafah," terangnya. 

5. Tertolak karena tak sesuai kesepakatan

Wapres Minta Lembaga Pendidikan Aktif Lakukan Upaya DeradikalisasiPresiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Ma'ruf Amin memperkenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Terlepas dari itu, Ma'ruf Amin menilai bahwa alasan sistem khilafah tertolak di Indonesia adalah karena tidak sesuai kesepakatan. Sebab, Indonesia dibangun atas dasar kesepakatan dengan Pancasila sebagai dasar negara. Sehingga ketika ada sistem lain yang mencoba masuk, maka secara otomatis akan mendapat penolakan.

"Pendahulu kita punya kesepakatan bahwa negara ini berbentuk republik. Jadi kenapa khilafah tertolak, karena memang tidak sesuai kesepakatan," tandasnya. 

Baca Juga: Buka Konferensi Internasional Halal, Wapres: Indonesia Masih Impor

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya