Buka Konferensi Internasional Halal, Wapres: Indonesia Masih Impor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin membuka Konferensi Internasional Halal Thayyib di Gedung Samanta Kridha, Universitas Brawijaya, Rabu (27/11). Pada kesempatan tersebut, wapres menyampaikan beberapa hal terkait produk halal di Indonesia yang masih kalah dengan negara lain.
1. Masih kalah dengan Brazil dan Australia
Ma'ruf Amin menyebut bahwa dalam urusan ekspor produk halal, Indonesia masih tertinggal. Saat ini eksportir produk halal justru dikuasai oleh Brazil di peringkat pertama dan Australia mengikuti di peringkat kedua. Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, justru masih kalah dengan dua negara tersebut.
"Brazil dan Autralia masih menjadi yang terdepan. Padahal negara mereka penduduk mayoritasnya bukan beragama Islam," terangnya.
2. Indonesia jadi salah satu konsumen terbesar
Ma'ruf Amin melanjutkan, sejauh ini Indonesia hanya menjadi konsumen terbesar produk halal. Setidaknya pada 2018 lalu, Indonesia sudah mengeluarkan sekitar USD214 miliar untuk belanja produk halal. Jika dipersentase, total Indonesia membelanjakan sekitar 10 persen dari pangsa produk halal dunia.
"Itu merupakan konsumsi terbesar dari mayoritas negara muslim lainya," tambahnya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin: Sekarang Banyak Santri Jadi Menteri, Bahkan Wapres
3. Ingin Indonesia tingkatkan produk halal
Di sisi lain, fakta tersebut merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia. Terutama untuk peningkatan produksi produk halal. Paling tidak untuk mengurangi impor.
Terlebih jika nantinya produk-produk halal produksi dalam negeri bisa menembus pasar internasional. Apalagi, pasar halal dunia masih sangat memiliki potensi.
"Tentu akan sangat menggembirakan jika Indonesia bisa memenuhi kebutuhan produk halal untuk dalam negeri. Lebih baik lagi jika menjadi eksportir," sambungnya.
4. Perlu pengetatan penggunaan label halal
Sementara itu, meski harus terus mengejar ketertinggalannya, Indonesia juga harus benar-benar melakukan pengetatan. Terutama dalam pemanfataan penggunaan simbol-simbol halal. Pasalnya, banyak penggunaan label halal yang tak sesuai dengan aturan dan hal itu cenderung justru mengeksploitasi umat Islam.
"Ada beberapa produk yang diberi label halal tetapi justru berkualitas rendah dan tidak terjamin," tandasnya.
Baca Juga: Ramai Kacamata Halal, Ini 4 Kategori Produk yang Wajib Bersertifikat