Sempat Mengaku Kehilangan Teman, Ternyata Rusdi Hanya Ngeprank?

Malang, IDN Times - Muhammad Rusdi (17), Aremania asal Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Probolinggo yang dilaporkan sempat menggelandang di Stadion Kanjuruhan selama 11 hari ternyata bukanlah korban tragedi Kanjuruhan. Keberadaanya sempat menghebohkan lantaran menyatakan tak berani pulang setelah tiga temannya meninggal dunia saat peristiwa Kanjuruhan. Karena cerita itu, Rusdi kemudian dibawa ke sebuah pondok pesantren di Malang Selatan untuk ditampung.
1. Pengakuan tak sesuai kenyataan
Rusdi kala itu mengaku tiga temannya yang meninggal dunia adalah dua pria dan satu wanita dengan nama Alex, Aldi dan Aulia. Tetapi berdasarkan data korban meninggal tragedi Kanjuruhan tidak ada ketiga nama Alex dan Aldi. Adapun satu korban yang berunsur nama Aulia adalah Muhamad Noval Aulia asal Jember. Sementara korban dari Probolinggo antara lain bernama Moh. Kindi Arrumi (16), Rizky Dwi, Yanuar Dwi Bramantyo (13), serta Abian Hasfi Rifki (18).
Kini, Rusdi juga sudah tak lagi berada di pondok Rejo Darul Musthofa. "Kemarin kami dapat informasi dari pihak Probolinggo juga dari medsos bahwa ada klarifikasi kalau Rusdi ini memang sering pergi ke mana-mana," urai Pendamping Santri Embongan Ponpes Rejo Darul Musthofa, Fakih Pilihan," Jumat (14/10/2022) malam.
2. Diantarkan Aremania ke RSJ
Lebih jauh, Fakih menambahkan bahwa pihaknya hanya menerima saja orang-orang yang mengalami trauma dan depresi untuk dibantu dipulihkan. Namun, setelah melihat klarifikasi yang muncul di media sosial, Rusdi kemudian diantarkan oleh Aremania ke RSJ Lawang. Informasi terakhir, yang bersangkutan sudah dijemput oleh pihak desa dan aparat keamanan tempat Rusdi berasal.
"Kemarin memang kami dapat kabar dari teman Aremania kalau ada anak yang menggelandang dan mengalami trauma karena temannya jadi korban. Kemudian dibawa ke sini untuk diterapi. Tetapi setelah muncul informasi di medsos dan dari pihak Probolinggo, yang bersangkutan kemudian diantarkan ke RSJ Lawang," imbuhnya.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Semua Ada Tanggung Jawabnya Sendiri
3. Pondok tak mau ambil pusing
Fakih mengakui bahwa pihak pondok pesantren tidak mau memperpanjang hal tersebut. Karena, sejak awal komitmen pondok adalah membantu orang-orang yang memang ingin berubah. Selain santri normal, Ponpes Rejo Darul Musthofa memang menerima santri dari kalangan masyarakat yang memiliki masalah dengan narkoba, kemudian juga anak-anak terlantar.
"Kami juga tidak mengundang. Tetapi kalau memang ada masyarakat yang perlu bantuan maka kami siap menampung dan membantu," sambungnya.
Terlepas dari itu, Fakih menyebut bahwa memang Ponpes Rejo Darul Musthofa punya kedekatan dengan Aremania. Bahkan tak sedikit Aremania yang datang ke pondok untuk sowan kepada pimpinan pesantren.
"Kalau teman-teman Aremania banyak yang datang ke sini untuk mencari ketenangan. Kadang ngobrol juga dengan kiai pondok," tandasnya.
Baca Juga: KontraS Bawa Selongsong Gas Air Mata Kanjuruhan ke Laboratorium
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.