Keluarga Korban Kanjuruhan Batalkan Autopsi, Ngaku Didatangi Polisi

Mereka mengaku khawatir

Malang, IDN Times - Keluarga korban tragedi Kanjuruhan akhirnya menyampailan alasan mengapa membatalkan autopsi. Orangtua korban melakukan pembatalan lantaran rumahnya didatangi sejumlah personel kepolisian pasca menyetujui surat pernyataan autopsi. Keluarga korban tersebut tak lain adalah DA, warga Bululawang, Kabupaten Malang. Dua putri DA turut menjadi korban tragedi Kanjuruhan. 

1. Sempat membuat surat pernyataan bersedia autopsi

Keluarga Korban Kanjuruhan Batalkan Autopsi, Ngaku Didatangi PolisiKondisi terkini salah satu pintu keluar Stadion Kanjuruhan. IDN Times/Alfi Ramadana

DA menceritakan bahwa dirinya sempat membuat surat pernyataan bersedia autopsi pada 10 Oktober. Namun, sehari setelah tanda tangan surat tersebut, dirinya dihubungi oleh polsek setempat serta Polres Malang. Karena hal itu  ia kemudian memilih untuk mengungsi sementara ke rumah keluarga almarhum sang istri di Wajak. 

"Saya tidak berani. Jadi saya menghindar sementara," katanya Rabu (19/10/2022) malam. 

2. Didatangi tiga hari berturut-turut

Keluarga Korban Kanjuruhan Batalkan Autopsi, Ngaku Didatangi PolisiSejumlah orang masih terus mendatangi Stadion Kanjuruhan pasca tragedi. IDN Times/Alfi Ramadana

DA mengakui bahwa tiga hari berturut-turut rumahnya didatangi anggota kepolisian. Ia sempat menyarankan agar mereka menemui pengacaranya, yakni Imam Hidayat. Namun, aparat tak melakukan hal tersebut. Meski tak ada kata-kata ancaman, namun kehadiran mereka menurutnya cukup mempengaruhi psikis keluarganya. 

"Saya minta untuk menemui pak Imam tidak mau. Mereka tetap datang ke rumah sampai tiga hari," imbuhnya. 

Baca Juga: Autopsi Korban Kanjuruhan Batal, Kontras Temukan Ada Intimidasi

3. Pengacara keluarga sudah berkomunikasi dengan TGIPF

Keluarga Korban Kanjuruhan Batalkan Autopsi, Ngaku Didatangi PolisiKondisi pintu 13 Stadion Kanjuruhan pasca insiden kericuhan 1 Oktober lalu. IDN Times/Alfi Ramadana

Sementara itu, pengacara DA, Imam Hidayat menambahkan bahwa awalnya dirinya mendapat kabar bahwa ada keluarga yang bersedia untuk autopsi dari LPSK. Karena itu, kemudian pihaknya menyambungkan komunikasi dengan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Awalnya tindakan autopsi itu direncanakan akan dilakukan secara diam-diam. Namun, pada akhirnya informasi tersebut bocor juga. 

"Keputusan autopsi itu kami sampaikan ke anggota tim TGIPF. Tetapi tak berselang lama kemudian ada konpres bahwa tanggal 20 akan ada autopsi. Hal itu kemudian membuat keluarga terkejut," terangnya. 

Terlepas dari itu, Imam mengakui bahwa dirinya sangat memahami kehawatiran keluarga. Meskipun ia juga menyebut bahwa tidak ada tindakan fisik yang dilakukan oleh aparat. Namun, hal itu cukup membuat keluarga merasa trauma. Terlebih mereka juga baru kehilangan anggota keluarganya. 

"Kalau dari cerita yang kami ketahui memang komunikasinya kurang tepat. Karena itu keluarga akhirnya merasa kurang nyaman dan sepakat membatalkan autopsi," pungkasnya. 

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur, Kapolda Jatim, Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan bahwa autopsi dua korban Kanjuruhan batal dilakukan karena penolakan keluarga. Ia membantah jika pembatalan ini karena adanya intimidasi dari pihak kepolisian. "Itu tidak benar. Semua bisa diketahui publik informasi-informasi itu," ujarnya, usai menjenguk korban di RS Saiful Anwar Malang, Rabu, (20/10/2022).

Baca Juga: Autopsi Korban Kanjuruhan Batal, TGIPF Temui Keluarga

Alfi Ramadana Photo Community Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya