Survei Anak Muda di Pilkada: 62 Persen Tak Tahu Rekam Jejak Paslon

Sebesar 52 persen anak muda antusias menyambut Pilkada 2020

Jakarta, IDN Times - Partnership Director Change.org Indonesia Desam Murni mengatakan, berdasarkan data pemilih tetap KPU pada Pemilu 2019, terdapat 60 juta pemilih yang berusia 17-30 tahun. Jumlah tersebut sama dengan 31 persen dari total pemilih di Indonesia. 

"Kelompok ini adalah kelompok yang sangat berpotensi untuk mempengaruhi dan menentukan pemimpin serta arah pembangunan daerah ke depannya," ujar Desam pada Peluncuran Hasil Jajak Pendapat Harapan dan Persepsi Anak Muda Terhadap Pilkada 2020 di YouTube Changeorg Indonesia, Selasa (24/11/2020).

Data inilah yang menjadi dasar dari Change.org, Campaign, Golongan Hutan, Perludem dan Warga Muda melakukan jajak pendapat mengenai harapan dan persepsi anak muda terhadap Pilkada 2020. Survei tersebut dilaksanakan pada 12 Oktober hingga 10 November 2020. 

"Diikuti oleh 9.087 orang yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, penyebaran survei dilakukan secara daring, mayoritas diikuti anak muda rentang usia 17-30 tahun," jelasnya.

Lalu bagaimana hasil survei tersebut? Simak penjelasannya!

Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Mahfud MD: Kita Jaga Situasi Tetap Kondusif 

1. Sebesar 62 persen anak muda tidak tahu rekam jejak tiap calon kepala daerah

Survei Anak Muda di Pilkada: 62 Persen Tak Tahu Rekam Jejak PaslonPeluncuran Hasil Jajak Pendapat Harapan dan Persepsi Anak Muda Terhadap Pilkada 2020 (Dok. Changeorg)

Komisaris Warga Muda Wildanshah menjelaskan, 81 persen anak muda telah mengetahui penyelenggaraan pilkada di wilayahnya. Namun, 14 persen lainnya tidak tahu dan 5 persennya tidak yakin. 

Selanjutnya, kata dia, 62 persen anak muda tidak tahu rekam jejak tiap pasangan calon (paslon) kepala daerah yang akan berlaga di wilayahnya. Tapi, 19 persen anak muda menjawab tidak yakin dan 19 persen lainnya mengetahui. 

"Selanjutnya adalah apakah kamu tahu siapa calon kepala daerahmu? Menariknya 46 persen tahu, 43 persen tidak tahu, dan 11 persen tidak yakin," katanya. 

2. Antusiasme anak muda menyambut pilkada mencapai 52 persen

Survei Anak Muda di Pilkada: 62 Persen Tak Tahu Rekam Jejak PaslonSimulasi Pilkada Serentak 2020 (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Wildanshah atau Wildan mengatakan, berdasarkan hasil survei 52 persen anak muda mengaku biasa saja dalam menyambut pilkada. Sedangkan 27 persen mengaku antusias menyambut pilkada di daerahnya, dan 14 persen lainnya mengaku tidak antusias.

Wildan juga menjelaskan, alasan anak muda antusias menyambut pilkada karena 55 persen ingin daerah menjadi maju dan berkembang, 26 persen ingin punya pemimpin yang lebih baik, 13 persen ingin hak konstitusi masyarakat terpenuhi, 2 persen ingin mempertahankan pemimpin yang ada, dan 1 persen alasan lain. 

"Alasan anak muda tidak antusias menyambut pilkada yaitu 44 persen merasa terlalu berisiko karena masih pandemik COVID-19, 34 persen merasa pilkada tidak membawa perubahan, 11 persen tidak ada kandidat yang bagus atau disukai, 4 persen males saja, 2 persen karena hari itu harus beraktivitas atau berada di luar daerah, 2 persen program kandidat kurang menarik, dan 4 persen memiliki alasan lain," katanya. 

3. Tiga dari lima responden menganggap anak muda penting suarakan aspirasi dalam pilkada

Survei Anak Muda di Pilkada: 62 Persen Tak Tahu Rekam Jejak PaslonKegiatan pembagian masker serta mengampanyekan protokol kesehatan jelang Pilkada 2020, di Polda Metro Jaya, pada Kamis (10/9/2020) (ANTARA FOTO/Fianda Sjofjan Rassat)

Masih dari hasil survei, lanjut Wildan, tiga dari lima responden menganggap anak muda berperan penting dalam menyuarakan aspirasi dalam pilkada. Hal itu karena para anak muda berharap pilkada dapat mengubah kehidupan di masa depan. 

"Empat dari lima responden berpendapat penting bagi anak muda untuk ikut memilih dan mengawal ke pemerintahan setelah pilkada," ujarnya. 

Pembahasan mengenai anak muda bukan hanya sebatas partisipasi politiknya, ujar Wildan, tapi harus ada representasi politik anak muda dalam penyelenggaraan pilkada. 

4. Media sosial jadi salah satu sarana untuk anak muda memantau kepala daerah terpilih

Survei Anak Muda di Pilkada: 62 Persen Tak Tahu Rekam Jejak PaslonIlustrasi logistik pilkada. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Dari survei juga diketahui, terdapat lima aksi yang akan dilakukan anak muda untuk memantau kepala daerah terpilih di wilayahnya. Sebanyak 29 persen anak muda akan memastikan janji-janji kampanye dipenuhi, 24 persen memonitor berita dan bersuara di media sosial, dan 21 persen akan mengawal pelaksanaan pembangunan bersama organisasi atau komunitas.  

"Ada 10 persen anak muda yang akan hadir dan terlibat dalam penyusunan rencana pembangunan, dan 8 persen lainnya memilih untuk percaya saja sama pemda," kata Wildan. 

5. Lima hal ini akan dilakukan anak muda untuk memastikan aspirasinya didengar oleh pemda

Survei Anak Muda di Pilkada: 62 Persen Tak Tahu Rekam Jejak PaslonIlustrasi Pilkada Serentak 2020 (IDN Times/Arief Rahmat)

Selanjutnya, Wildan juga menjelaskan lima hal yang akan dilakukan anak muda untuk memastikan aspirasi dan keinginannya didengar serta dilaksanakan oleh pemimpin daerah (pemda).

Pertama, terdapat 25 persen anak muda akan mendukung organisasi yang memantau kinerja pemerintah daerah. Kedua, 18 persen akan aktif berorganisasi untuk menagih janji-janji kampanyenya. 

"(Ketiga) ada 16 persen anak muda akan audiensi atau menyampaikan aspirasi secara langsung, (keempat) 18 persen akan memulai bahkan menandatangani petisi, lalu (kelima) 16 persen memantau dan mendesak melalui sosmed (sosial media)," jelasnya.

Baca Juga: Jokowi Instruksikan Mendagri dan Kapolri Perketat Protokol di Pilkada

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya