Perjuangan Petugas Damkar Kab.Malang Menaklukkan Api dan Diri Sendiri

10 Tahun bertugas, tapi tak pernah diangkat PNS

Malang, IDN Times - Menjadi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tuntutan kerja dan nilai apresiasi yang kurang dirasakan pasukan penjinak api ini. Salah satunya dirasakan oleh Muhammad Maskur Effendi (51) warga Jalan Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Pria yang kini menjabat sebagai Komandan Regu 3 Damkar Kabupaten Malang telah 10 tahun mengenakan seragam Damkar Kabupaten Malang. Ia merasakan sendiri manis pahitnya menjadi garda terdepan setiap situasi kedaruratan di Kabupaten Malang ini.

1. Maskur sejak kecil memang bercita-cita menjadi pasukan pemadam kebakaran, dan baru terwujud saat berusia 41 tahun

Perjuangan Petugas Damkar Kab.Malang Menaklukkan Api dan Diri SendiriDamkar Kabupaten Malang saat memadamkan api di Kecamatan Kasembon. (Damkar Kabupaten Malang)

Kepada IDN Times, pria yang akrab disapa Maskur ini bercerita bahwa sejak dulu memang ingin bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran. Selain punya nilai sosial tinggi, Maskur menilai pekerjaan petugas Damkar anti pamrih. Oleh karena itu, pada 2014 awal ia langsung memutuskan untuk mendaftar ke pasukan Damkar.

"Masuk Damkar ini memang membutuhkan skill dan tenaga yang kuat. Jadi misalnya tenaga atau fisiknya gak kuat, otomatis kita akan tumbang," bebernya.

Ia juga mengenang tugas pertamanya pada 2014, yaitu membersihkan sisa erupsi Gunung Kelud di rest area Kecamatan Ngantang. Di lokasi tersebut, permasalahan utamanya adalah air keterbatasan jumlah air, sehingga mereka harus meminta air di tempat usaha cuci kendaraan.

"Kesan pertama kali berat sekali, karena awalnya saya kira damkar itu hanya menangani kebakaran saja, ternyata lebih ke menolong masyarakat," jelasnya.

Ia akhirnya menyadari jika tugas pemadam kebakaran tidak hanya tentang memadamkan api saja, tapi juga bagaimana berkomunikasi dengan warga yang panik. Sebab, kata dia, setiap warga pasti berebut ingin ditolong terlebih dahulu.

Baca Juga: Berbagi Kisah Pilot Helikopter Perempuan Pemadam Kebakaran Hutan Jambi

2. Maskur pernah seminggu memadamkan api di Kabupaten Malang sampai harus tidur di lokasi kebakaran sambil memegang selang air

Perjuangan Petugas Damkar Kab.Malang Menaklukkan Api dan Diri SendiriDamkar Kabupaten Malang saat memadamkan api di Kecamatan Kasembon. (Damkar Kabupaten Malang)

Maskur mengaku punya berbagai pengalaman berkesan sepanjang menjalani profesi ini. Salah satunya pada tahun 201. Saat itu ada kebakaran di salah satu pabrik pengolahan limbah di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kebakaran ini disebabkan korsleting listrik yang membakar limbah-limbah seperti plastik, kertas, sampai tembakau rokok.

Yang membuat kebakaran saat itu luar biasa adalah total waktu yang dibutuhkan untuk pemadaman api sampai seminggu. Tapi ia mengatakan sebenarnya api mulai mengecil setelah 3 hari usaha pemadaman. Selama 3 hari, Maskur dan kawan-kawannya tidak pulang ke rumah, sehingga harus tidur di lokasi kebakaran.

"Kita tidak bisa meninggalkan lokasi karena apinya masih besar, bahkan saat tidur kami tetap pegang selang. Kita gantian juga cuma sebentar, karena ada waktu landai cuma 1-2 jam, tapi kemudian bara apinya besar lagi," kenangnya sambil tertawa.

Yang jadi semakin mendebarkan adalah loaksi pabrik yang berdekatan dengan rumah-rumah warga. Warga sekitar yang panik berteriak-teriak meminta petugas damkar segera mematikan api.

Namun, yang paling membuat pria 51 tahun ini terenyuh adalah kekompakan para rekan-rekannya. Bahwa ternyata ia tidak bisa bekerjasama sendirian saja untuk memadamkan api. "Kita harus kompak agar cepat selesai, kalu kita sendiri karena setiap orang punya peran sendiri-sendiri," bebernya.

3. Sudah 10 tahun bekerja bertaruh nyawa, tapi Maskur tidak juga diangkat sebagai PNS

Perjuangan Petugas Damkar Kab.Malang Menaklukkan Api dan Diri SendiriKomandan Regu 3 Damkar Kabupaten Malang, Muhammad Maskur Effendi. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Selama 10 tahun bekerja di Damkar Kabupaten Malang, ada satu kegalauan Maskur, yaitu statusnya yang masih saja sebagai pekerja honorer di Pemerintah Kabupaten Malang. Dalam hati kecilnya, ia ingin diangkat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau minimal sebagai (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

"Saya sendiri sebenarnya ada harapan agar diangkat jadi PNS ata PPPK. Tapi itu kan terlalu muluk, karena itu tergantung Pemerintah Kabupaten Malang gimana kedepannya seperti apa kita tidak tahu," tuturnya.

Saat ditanya mengenai apakah gajinya selama ini cukup sebagai pekerja honorer, ia hanya menjawab bahwa apa yang sudah diberikan pemerintah, dan apa yang sudah saya berikan kepada pemerintah. Ia tidak mau bertele-tele, dengan gaji sekian ia tidak ingin perhitungan, yang terpenting adalah bekerja secara profesional. Ia menegaskan bekerja sebagai damkar harus ikhlas.

"Kita kalau dibilang tidak cukup ya cukup, tapi jalau dibilang cukup sebenarnya kurang. Tapi kita syukuri karena adanya seperti itu. Kita mau nuntut seperti apa, kalau kerja itu sidah tanggung jawab kita," pungkasnya.

Baca Juga: 4 Mei Hari Pemadam Kebakaran: Sejarah dan Cara Merayakan

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya