Mau Bisnis Olahan Lele? Simak Tips Suksesnya Ini

Kuncinya harus aktif di media sosial

Lusia Irawati, warga Kabupaten Jember, punya strategi sendiri untuk bertahan di tengah lesunya ekonomi akibat pandemik COVID-19. Sebagai Ibu rumah tangga, Lusia mencari tambahan ekonomi dengan menjual aneka olahan ikan lele.

Lusia baru saja mendapat penghargaan sebagai UMKM berkinerja terbaik di Kabupaten Jember dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Ia membagikan tips bagaimana memanfaatkan peluang media sosial dan memperhatikan urusan administrasi usaha mikro.

1. Aktif di media sosial

Mau Bisnis Olahan Lele? Simak Tips Suksesnya IniLusia Irawati peroleh penghargaan UMKM berkinerja terbaik dari Kemenparekraf. IDN Times/Istimewa

Ikan lele hasil budidayanya, tidak dijual mentah, namun diolah menjadi sate, steak lele, abon, pastel kering isi abon, hingga burger lele. Kendati punya olahan kuliner yang unik, Lusia harus aktif bermedia sosial agar produknya laku di pasaran.

"Kalau saya sebagai pelaku UMKM, selama pandemik ya naik turun juga penjualan, terutama saat PPKM kemarin. Tapi saya punya strategi, aktif pemasaran di media sosial sama aktif ikut lomba," ujar Lusia saat dihubungi via telepon, Jumat (1/10/2021).

2. Perhatikan administrasi usaha

Mau Bisnis Olahan Lele? Simak Tips Suksesnya IniLusia dan suaminya membuka usahanya di rumah. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Selain aktif di media sosial, ia juga memperhatikan urusan administrasi. Produknya tidak hanya dilengkapi PIRT dari dinas kesehatan, namun juga label halal. Produknya olahan lelenya bahkan sudah terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual (Haki).

"Daftar izin usaha, punya PIRT, standar halal, semua itu penting, termasuk saya juga sudah daftarkan produk saya ke HAKI. Karena untuk olahan lele saya sudah sejak 2018," katanya.

Lusia menjual semua produknya di rumah yang jauh dari keramaian. Ia tinggal di Gang Matrix Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari. Selain aktif di media sosial, ia aktif mengikuti berbagai lomba UMKM. Terbaru, mengikuti lomba Apresiasi Kreasi Indonesia dari Kemenparekraf.

"Waktu itu aku ikut cuma iseng coba-coba, ternyata dimintain kelengkapan ijin, surat, produk, link FB, IG, e-comerce, market place," ujarnya.

Penghargaan dari Kemenparekraf sebagai UMKM berkinerja terbaik, menurutnya menjadi investasi untuk mengenalkan produknya. Lusia tidak menyangka, aktivitasnya di berbagai platform media sosial untuk rutin mengenalkan produknya, ternyata jadi penilaian penting juri.

"Ternyata juri menilai keaktifan saya di media sosial. Peserta seluruh Indonesia ada 4200-an diambil 426. Lumayan, produk saya dibawa ke 16 kota, tiap kota pakai boot yang sama. Bagi saya itu investasi pengenalan produk," ujarnya.

Baca Juga: Unik, Warga Jember Ini Olah Lele Jadi Burger hingga Abon

3. Sebulan bisa habiskan 50 kilogram lele hasil budidaya sendiri

Mau Bisnis Olahan Lele? Simak Tips Suksesnya IniIlustrasi ikan lele. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Dalam sebulan, UMKM Matrix Food milik Lusia bisa menghabiskan 50 kilogram lele hasil budidaya sendiri. Dari jumlah tersebut, Lusia bisa mengantongi omzet rata rata Rp3 juta per bulan. Sebagian besar, produk olahan lele miliknya laku dijual secara online ke berbagai daerah di Indonesia.

"Intinya harus upload produk ke media sosial rutin, setiap hari. Sekarang ini jualan nggak harus di pinggir jalan, meski rumahnya ada di dalam jauh dari keramaian, tetap harus percaya diri," jelasnya.

Lusia mengatakan, sengaja memilih jenis ikan lele karena ingin mengubah stigma kotor dari ikan tersebut. Lusia sendiri menjamin Lele hasil budidayanya selalu diberi pakan berkualitas dan rutin membersihkan kolam ikan.

"Karena selama ini ikan lele ada yang menilai jorok. Padahal kandungan gizi dan omeganya tinggi, setara dengan ikan salmon. Jadi sebenarnya ini ikan istimewa," jelasnya.

Baca Juga: 6 Resep Olahan Lele ala Anak Kost yang Enak dan Mudah Dibuat

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya