Cerita Praktisi Yoga Banyuwangi, Banyak Bantu Orang Depresi

Selama pandemik, faktor ekonomi jadi pemicu depresi

Banyuwangi, IDN Times - Nurhayani Kurniawan (44), pendiri komunitas yoga di Kabupaten Banyuwangi, telah menangani banyak warga yang mengalami depresi akibat keterpurukan ekonomi dampak dari pandemik COVID-19. Nurhayani tidak pernah menghitung berapa jumlah "pasien" yang datang untuk terapi dengan metode yoga secara privat.

"Selama masa pandemik, saya menangani beberapa orang, sebelumnya juga sudah ada bahkan sudah bertahun tahun saya menangani orang depresi," ujar Nurhayani saat dihubungi IDN Times via telepon, Rabu (6/10/2021).

1. Solusi penyembuhan depresi

Cerita Praktisi Yoga Banyuwangi, Banyak Bantu Orang DepresiKomunitas Yoga Banyuwangi saat latihan. IDN Times/Istimewa

Nurhayani, menyebut ada tiga golongan orang yang ikut olahraga yoga. Pertama hanya sekadar penasaran ingin tahu, kebutuhan karena keluhan kesehatan fisik dan mental; serta orang-orang yang sudah menjadikan yoga sebagai kebutuhan setelah merasa sembuh.

"Seperti saya, menikmati proses, saya tidak pernah menghitung berapa orang yang merasakan manfaat sehat dari yoga. Karena tentu dengan capaian mereka lebih sehat, berjalan normal, aktivitas kerja kembali, itu adalah kebahagiaan. Jadi saya nggak pernah menghitung," jelasnya.

Perempuan yang sudah mengantongi lisensi mengajar yoga ini, aktif mengajak orang-orang di Kabupaten Banyuwangi untuk ikut olahraga yoga sejak 6 tahun silam. Ia berupaya meyakinkan bahwa yoga bisa membuat tubuh lebih sehat, menyatukan pikiran, tubuh dan jiwa manusia.

Tidak disangka, semakin banyak orang yang tertarik bergabung, setelah merasa sembuh dari berbagai keluhan kesehatan fisik maupun mental. Hingga sebuah komunitas yoga di Banyuwangi pun terbentuk. Para praktisi yoga, juga tergabung dalam Perkumpulan Praktisi Yoga Nasional Indonesia (PPYNI).

"Kita menyatukan konsentrasi, napas dan tubuh. Berarti kita bisa jauh lebih fokus, sudah sangat jelas, yoga adalah solusi untuk penyembuhan depresi atau stress kejiwaan," ujarnya.

Khusus penanganan depresi, Nurhayani butuh melakukan terapi yoga secara terus menerus, baik secara privat maupun kelas latihan bersama.

"Butuh pendampingan mereka, mulai dari mengenal kembali tubuhnya, hatinya, nafasnya, itu butuh latihan yang terus menerus. Nggak bisa begitu dinyatakan sembuh langsung berhenti, karena orang depresi itu naik turun kondisinya, pikirannya, kejiwaannya," paparnya.

Ia mengatakan, khusus selama pandemik, tingkat kesadaran orang yang mengeluh sakit dan memutuskan untuk ikut yoga semakin meningkat. Sejumlah warga juga ikut yoga setelah ekonominya terpuruk, hingga mampu bangkit percaya diri kembali.

"Tapi untuk di Banyuwangi masih bisa terkendalikan saya pikir. Tidak terlalu parah," kata perempuan yang juga Ketua PPYNI Banyuwangi ini.

Baca Juga: Masalah Ekonomi, Pemicu Terbanyak Kasus Gangguan Jiwa di Banyuwangi

2. Teknik penyembuhan

Cerita Praktisi Yoga Banyuwangi, Banyak Bantu Orang DepresiKomunitas Yoga Banyuwangi saat latihan. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, instruktur yoga Banyuwangi, Nety Reisyana Kusuma Dewi (42) juga merasakan dampak positif mengikuti yoga. Selama 6 tahun aktif latihan yoga, ia merasa tenang dan lebih bisa mengontrol emosi. Secara teknis, Nety menjelaskan bagaimana proses terapi dalam yoga.

Dalam latihan Yoga, ia selalu belajar dan mengajarkan menghilangkan kemelekatan, atau rasa kecewa, sakit hati, dendam, atau rasa sedih.

"Jadi belajar mengikhlaskan, oh dia tidak suka sama saya karena ini, jadi harus instrospeksi diri. Baik menghilangkan rasa dendam ke dia, gak peduli sudah menyakiti kita, kita ikhlaskan, sampai cukup berdamai dan belajar memaafkan, dan mau minta maaf ke dia," jelas Nety.

Sebagai instruktur, Nety pun harus pandai membaca kondisi keluhan kesehatan fisik maupun mental pelaku yoga yang dibimbing.

Teknik melakukannya, pelaku yoga diajak diam, fokus sejenak memandang diri sendiri sambil olah nafas. Dalam kasus kehilangan pekerjaan, instruktur akan mengucapkan sejumlah kata positif seperti ikhlas dan bersyukur.

"Jadi diajari tidak melihat ke atas saja, tapi juga ke bawah. Kita apa sudah selayaknya meminta lebih, tapi ternyata kinerja kita, atau usaha kita masih segini, jadi diajari, berarti harus berusaha lebih baik lagi, harus bermanfaat buat sesama," ujarnya.

Selanjutnya, pelaku yoga akan diminta menghayati beragam potensi diri untuk diucapkan dalam hati masing-masing.

"Ucapkan dalam hati, dan berupaya menepati itu . Misal ada sifat jelek dalam diri, kita harus punya target untuk menghilangkan dari diri kita," terangnya.

Terkait olah nafas, para para instruktur akan berupaya membuat para pelaku yoga menjadi rileks. Caranya, setiap tarikan nafas panjang akan diakhiri dengan hembusan nafas lebih panjang, untuk proses detoks. Semua dilakukan secara berulang.

"Saat menarik nafas rasakan tubuhnya memuai dibikin tenang. Kemudian saat buang nafas rasakan tubuhnya rileks. Buang dulu rasa gelisah, pikiran di otak. Itu kalau dilakukan berulang ulang, dia akan bisa mengendalikan emosinya, setiap kali sedih, tarik nafas dalam," jelasnya.

Selain itu, di akhir latihan yoga selalu ada proses pendinginan yang disebut savasana. Proses tersebut, bisa dilakukan dengan gaya bebas, duduk, tidur terlentang dan posisi senyaman mungkin.

"Istilahnya pendinginan, itu orang boleh tidur, duduk saja, matanya boleh ditutup, dan biasanya banyak yang ketiduran dan bangunnya nyaman," kata Ibu tiga anak ini.

3. Bisa kontrol emosi

Cerita Praktisi Yoga Banyuwangi, Banyak Bantu Orang DepresiKomunitas Yoga Banyuwangi saat latihan. IDN Times/Istimewa

Sebagai perempuan yang bekerja sebagai ASN dan Ibu rumah tangga, Nety setiap hari masih rutin latihan yoga. Secara pribadi, Nety merasakan manfaat mengikuti yoga untuk mengatasi persoalan di lingkungan pekerjannya.

"Kalau di kantor kadang kita rawan bergesekan dengan atasan atau rekan sekerja. Ya sudah, kita introspeksi diri dulu aja. Barangkali memang kesalahan itu ada di kita, sehingga ke depannya kita harus memperbaiki diri," ujarnya.

"Kerjaan banyak, kadang hanya fokus kerja, tapi jarang punya waktu untuk nyenengin diri sendiri. Setelah ikut yoga. Mau kerjaan banyak, mau di rumah masak, saya tetap jalani dengan senang," tambahnya.

Baca Juga: Demi Fantasi Seksual, Pria Banyuwangi Curi Lingerie dan BH

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya