Baru Berusia 27 Tahun, Ahmad Sofyanto Jadi Kades Termuda di Banyuwangi

#MillennialsInspiratif waktunya yang muda untuk unjuk gigi

#MillennialsInspiratif merupakan rubrik khusus yang mengangkat sosok millennials berpengaruh di Jawa Timur. Mereka mendapatkan pengakuan publik lewat buah pikir dan karya. Lewat rubrik ini kami ingin mengabarkan bahwa generasi ini tak sekadar ada, tapi juga berkarya dan memberi makna.

Banyuwangi, IDN Times - Ahmad Sofyanto (27) tidak menyangka jika dirinya bakal terpilih dan memakai seragam kepala desa serbaputih. Dia dilantik bersama 128 kepala desa terpilih di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Rabu (20/11). Sofyanto merupakan kepala desa termuda di Kabupaten Banyuwangi.

1. Didukung pemuda di desanya untuk maju

Baru Berusia 27 Tahun, Ahmad Sofyanto Jadi Kades Termuda di BanyuwangiKeluarga dan pendukung kepala desa ikut hadir di Pendopo Sabha Swagata Blambangan untuk menyaksikan pelantikan kepala desa. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Pemuda asal Desa Kenjo, Kecamatan Glagah itu ikut Pilkades saat studinya di Southeast Unversity China belum tuntas. Sebagai pemuda yang tidak terlalu dikenal di desanya, Sufyanto ternyata mendapat banyak dukungan. Terutama dari para anak-anak muda sebayanya.

"Saya mencalonkan diri jadi kepala desa tidak berdasarkan ambisi, jadi siap saja. Kalah diterima, kalau menang ya rezeki, karena untuk nyalon tidak diprediksi warga. Jadi ini atas dorongan pemuda-pemuda, teman teman pemuda minta (saya) nyalon saja, pas saya pulang liburan kuliah," cerita Sofyanto saat ditemani istrinya usai pelantikan.

2. Masih menempuh pendidikan di Tiongkok

Baru Berusia 27 Tahun, Ahmad Sofyanto Jadi Kades Termuda di BanyuwangiAhmad Sofyan ditemani istrinya usai pelantikan menjadi Kepa Desa Kenjo. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sofyanto baru mendaftarkan diri sebagai calon kepala desa saat batas waktu pendaftaran sudah mepet. Tidak seperti calon lain di desanya, Sofyanto justru tidak banyak kampanye.

Dia  ikut Pilkades pada hari terakhir pendaftaran. Tiga calon pesaingnya, termasuk seorang petahana, sama sekali tidak menyangka jika Sofyanto ikut maju.

"Saya lengkapi dokumen dan dikumpulkan pas hari terakhir. Jadi calon lain tidak menyangka," tambanya.

Sofyanto menilai, dirinya kurang dikenal di Desa Kenjo. Sebab, sejak sekolah di SMA 1 Negeri Banyuwangi, dia sudah indekos. Lokasi sekolahnya cukup jauh dari rumah.

Setelah lulus dari SMA, pada tahun 2011 dia melanjutkan kuliah di Universitas Brawijaya, Malang. Kala itu dia mengambil jurusan Teknik Pertanian.

Memasuki semester 6, dia mendapatkan beasiswa Chinese Government Scholarship (CGS) dari pemerintah Tiongkok. Hingga sekarang, Sofyanto masih belum lulus dari jurusan arsitektur Southeast University, China. Saat libur kuliah lalu, dia pergi umrah lantas pulang pada momen Pilkades.

Baca Juga: Suhu di Banyuwangi Capai 37 Derajat Celsius, Tertinggi Sejak 1981

3. Pemuda yang kurang dikenal di desanya

Baru Berusia 27 Tahun, Ahmad Sofyanto Jadi Kades Termuda di BanyuwangiAhmad Sofyan ditemani istrinya usai pelantikan menjadi Kepa Desa Kenjo. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Meski jarang pulang ke kampung halaman, sosok Sofyanto yang merantau ke Tiongkok rupanya berhasil membuat warga kepincut. Dia mengakui bahwa pekerjaan yang akan dihadapinya ke depan bakal tak mudah.

"Tantangan paling kencang, saya kurang dikenal," tuturnya.

Terkait dengan kuliahnya, kemungkinan besar Sofyanto akan melanjutkan di Universitas Airlangga (Unair), kampus Banyuwangi.

"Sampai sekarang belum lulus, nanti sambil njabat saya akan kuliah lagi. Rencana di Unair," terangnya.

4. Ingin ubah stigma desa santet

Baru Berusia 27 Tahun, Ahmad Sofyanto Jadi Kades Termuda di BanyuwangiAhmad Sofyan ditemani istrinya usai pelantikan menjadi Kepa Desa Kenjo. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sofyanto berharap bisa menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Sesuai janjinya ke warga, dia ingin menjadikan Desa Kenjo lebih baik. Apalagi Desa Kenjo lekat dengan stigma santet. Hal itu yang akan diubah oleh Sofyanto.

"Serupa dengan gagasan bupati Banyuwangi yang terus mengubah Banyuwangi dari kota santet ke kota sunrise," jelasnya.

Sebagai pemuda yang belum memiliki pengalaman di birokrasi, Sofyanto mengaku bakal mengandalkan wawasan dan pengetahuannya selama menempuh pendidikan di Malang dan Tiongkok. Dia berharap bisa menciptakan destinasi pariwisata pertanian dengan kombinasi pengetahuan arsitekturnya.

"Bagi saya ini tantangannya berat, ini tanggung jawab baru dan tidak mudah. Kita lihat dulu datanya, apakah jadi wisata. Rencana saya akan usung konsep wisata pertanian, saya punya dasar arsitek dan pertanian. Mencari sisi hal baru yang belum ada," terang bapak satu anak ini.

Baca Juga: Dulu Penuh Sampah, Sungai di Banyuwangi Ini Disulap Jadi Tempat Wisata

Topik:

  • Dida Tenola
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya