Guru di Lamongan, Terobos Jalan Berlumpur 11 Km dan Seberangi Sungai

Pernah hanyut terbawa arus saat berangkat mengajar

Lamongan, IDN Times - Menjadi seorang guru yang bertugas di wilayah terpencil tentu memiliki tak mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi. Hal itu pula yang dialami Andik Santoso. Untuk menuju sekolah tempat ia mengajar, guru honorer yang berusia 33 tahun ini setiap harinya harus menempuh perjalanan sejauh 11 km dari rumahnya di Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan.

Perjalanan menuju SDN Jipurapah 2, Kabupaten Jombang tidaklah mudah, Andik harus menelusuri jalan setapak di tengah rimbunnya hutan mengunakan sepeda motor yang di modifikasi seperti motor trail.

1. Pernah berjalan kaki pulang pergi, total sejauh 22 kilometer

Guru di Lamongan, Terobos Jalan Berlumpur 11 Km dan Seberangi SungaiGuru honorer Andik Santoso berjalan di atas lumpur menuju SDN Jipurapah 2, Kabupaten Jombang. Dok Andik Santoso

Perjalanan menuju tempatnya mengajar, , kata Andik, sangat berat. Terlebih apabila sudah memasuki musim penghujan. Jalan tersebut nyaris tidak bisa dilalui karena kondisinya berlumpur. Bahkan, Andik mengaku pernah berjalan kaki pulang pergi menuju ke sekolah. 

"Kalau hujan ya berat mas medannya. Pernah saya paksakan naik motor tapi sampai di tengah perjalanan motor saya tidak bisa jalan. Akhirnya motor itu saya tinggal selama 3 hari di tengah hutan," kata Andik kepada IDN Times, Kamis (30/9/2021).

2. Lebih dari 10 kali ganti motor akibat rusak

Guru di Lamongan, Terobos Jalan Berlumpur 11 Km dan Seberangi SungaiMotor milik guru honorer SDN Jipurapah 2, Kabupaten Jombang Andik Santoso . Dok Andik Santoso

Selama mengajar, Andik sudah ganti motor sebanyak 10 unit lebih. Motor tersebut kerap mengalami kerusakan di bagian mesin karena keseringan terendam air yang bercampur dengan lumpur. Andik sendiri berangkat dari rumah ke sekolah sekitar pukul 06.00 pagi tiap hari. Kalau cuaca tengah bersahabat, biasanya ia akan tiba di sekolah pukul 07.00 WIB. Namun, jika kondisi jalan rusak, ia baru akan tiba 1,5 jam setelahnya.

"Sebenarnya ada jalan raya yang lebih bagus. Tetapi jarak tempuhnya sangat jauh. Saya harus mutar sejauh 50 kilo meter. Dan ini sangat berat sekali mas," imbuhnya.

3. Untuk menuju ke sekolah Andik juga harus menyebrangi tiga sungai

Guru di Lamongan, Terobos Jalan Berlumpur 11 Km dan Seberangi SungaiGuru honorer Andik Santoso harus menyebrangi sungai untuk bisa menuju ke SDN Jipurapah 2, Kabupaten Jombang. Dok Andik Santoso

Lokasi sekolah Jipurapah 2 sendiri, kata Andik, berada di lembah perbukitan perbatasan antara Kabupaten Jombang dan Lamongan sekolah yang berada di kawasan terpencil tersebut juga dibelah oleh tiga sungai. Maka tak jarang jika saat musim hujan tiba sungai tersebut kerap meluap dan air sungai mengalir sangat deras.

"Pernah saya menyeberangi sungai kondisi airnya pasang. Saya sempat hanyut tapi Alhamdulillah masih beruntung bisa selamat setelah meraih batang kayu di samping sungai," jelasnya.

Baca Juga: 10 Video Lincah Fitryaningsih, Guru Honorer Viral yang Jago Dance!

4. Sudah mengajar sejak tahun 2006 lalu dan berharap diangkat menjadi PNS

Guru di Lamongan, Terobos Jalan Berlumpur 11 Km dan Seberangi SungaiGuru honorer Andik Santoso harus menyebrangi sungai untuk bisa menuju ke SDN Jipurapah 2, Kabupaten Jombang. Dok Andik Santoso

Andik sendiri mengaku sudah mengajar di sekolah tersebut sejak tahun 2006 silam. Awal mulanya ia mengajar di sana karena diberitahu oleh seseorang jika di SDN Jipurapah 2 masih kekurangan guru. Karena saat itu ia baru saja lulus SMA ia pun akhirnya mengabdikan diri. Karena sudah lama mengabdi, ia pun berharap kepada pemerintah setempat agar mengangkatnya menjadi pegawai negeri.

"Tujuan saya waktu itu, ingin mengabdikan diri, sambil menunggu ijazah SMA yang belum keluar. Saya sendiri juga terlahir di wilayah terpencil jadi meskipun berada di desa tapi pendidikan harus tetap diutamakan," pungkasnya.

Baca Juga: 71 Ribu Guru Honorer Jatim Pengin Diangkat PPPK

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya