Diva, Gadis Asal Malang yang Raih Gelar Doktor ITS di Usia 24 Tahun

Bukan termasuk kaum rebahan, nih

Surabaya, IDN Times - Waktu merupakan hal yang sangat berharga dan tidak untuk disia-siakan. Begitulah prinsip Diva Kurnianingtyas, seorang perempuan muda yang berhasil meraih gelar doktor di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di usianya yang masih 24 tahun. Keinginan untuk terus belajar mengantarkan Diva menuntaskan pendidikan S3 dalam waktu singkat.

1. Selesaikan S1-S3 dalam 7,5 tahun

Diva, Gadis Asal Malang yang Raih Gelar Doktor ITS di Usia 24 TahunDiva Kurnianingtyas, doktor termuda usia 24 tahun di Wisuda ke-124 ITS dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS (dok. Humas ITS)

Diva merupakan wisudawan doktor termuda dalam prosesi wisuda ke-124 ITS. Di usianya yang tepat 24 tahun 9 bulan, ia telah menyandang gelar doktor dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS.

“Sejujurnya, saya tidak pernah berekspektasi kuliah lanjut di usia muda. Tetapi karena keinginan serta doa beliau (ibu), saya bisa mencapai titik ini,” ujarnya, Rabu (29/9/2021),

Singkatnya perkuliahan Diva didapat berkat beasiswa program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di ITS jurusan Teknik Sistem dan Industri. Setelah lulus dari S1 Teknik Informatika di Universitas Brawijaya dengan lama studi 3,5 tahun, Diva hanya meluangkan waktunya untuk bekerja sebagai data engineer selama 3 bulan. Setelah itu, ia tak ragu kembali mengejar mimpinya dari dunia pendidikan.

“Saya di ITS menempuh studi S2 selama setahun dan studi S3 selama tiga tahun,” tuturnya.

2. Perlu usaha keras sebagai mahasiswa termuda

Diva, Gadis Asal Malang yang Raih Gelar Doktor ITS di Usia 24 TahunDiva Kurnianingtyas, doktor termuda usia 24 tahun di Wisuda ke-124 ITS dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS (dok. Humas ITS)

Di usianya saat ini, Diva menjadi mahasiswa termuda dibandingkan teman-teman lainnya. Ia pun perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Diva berusaha mengakselerasi pengetahuannya dengan cepat agar bisa selaras dengan teman-temannya dan menyelesaikan studi tepat waktu. Ia juga kerap menghadapi keadaan yang tak sesuai ekspektasi sehingga banyak belajar mengontrol emosi.

“Yang terpenting adalah belajar sabar. Studi S3 tidak seperti studi S1 dan S2 yang terus belajar ilmu pengetahuan, melainkan belajar ilmu kehidupan yang tidak pernah diperoleh sebelumnya,” ungkap gadis kelahiran Malang, 13 Desember 1996 ini.

3. Fokus dalam sistem kesehatan di Indonesia

Diva, Gadis Asal Malang yang Raih Gelar Doktor ITS di Usia 24 TahunDiva Kurnianingtyas, doktor termuda usia 24 tahun di Wisuda ke-124 ITS dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS (dok. Humas ITS)

Selama kuliah, Diva aktif mengembangkan diri dalam proyek dan penelitian. Ia juga beberapa kali mempresentasikan penelitiannya dalam konferensi internasional hingga publikasi jurnal terindeks Scopus.

"Sejauh ini, bidang yang saya tekuni adalah Perencanaan dan Manajemen Kesehatan, Pemodelan Simulasi, Data Mining, Pemrograman serta Optimasi,” terangnya.

Dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor, Diva mengangkat topik mengenai perancangan, pengembangan, dan perencanaan sistem asuransi kesehatan nasional untuk memperoleh strategi alternatif mekanisme rujukan kesehatan agar anggaran keuangan stabil, premi terjangkau, dan kualitas program meningkat.

Penelitian disertasinya ini menunjukkan faktor krusial yang menyebabkan defisit keuangan terjadi karena kepatuhan peserta dalam membayar premi setiap bulan dan inefektif sistem rujukan. Meski banyaknya peserta yang menunggak pembayaran, mengubah rujukan atau penetapan premi peserta menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan.

“Hal ini karena dapat mengurangi terjadinya anggaran keuangan yang mengalami defisit,” jelasnya.

Baca Juga: Tiga Mahasiswa ITS Bikin Alat Deteksi Alkohol pada Parfum

4. Tetap ingin terus belajar

Diva, Gadis Asal Malang yang Raih Gelar Doktor ITS di Usia 24 TahunDiva Kurnianingtyas, doktor termuda usia 24 tahun di Wisuda ke-124 ITS dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS (dok. Humas ITS)

Masih belum puas, Diva tetap ingin terus fokus pada peningkatan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengoptimasi sistem sektor kesehatan sebagai bentuk implementasi dua keilmuannya yaitu Teknik Informatika serta Teknik Sistem dan Industri.

“Pastinya, saya ingin ilmu yang saya terima bisa bermanfaat bagi diri saya dan orang lain,” imbuhnya.

“Seringkali kita melupakan bahwa setiap orang memiliki ujian dan jalan hidup yang berbeda, kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain apalagi sampai menghakiminya. Tetap semangat untuk menyelesaikannya,” pungkasnya.

Baca Juga: Cerita Dua Wisudawan Kembar di Unair

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya