Dena Rachman: Transgender Butuh Role Model Seperti Saya

Blak-blakan Dena soal kehidupan transgender di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Menjadi transgender bukanlah hal yang mudah. Namun, Dena Rachman berani mengambil risiko tersebut. Dena, yang dulu dikenal sebagai artis cilik bernama Renaldy Rachman, kini mecnoba membuktikan bahwa jalan yang dipilihnya tak salah. Dengan status trangender, ia bahkan mampu merampungkan studi masternya di Universitas Bologna, Italia.

Setelah kembali ke Tanah Air, Dena memilih berbisnis sepatu. Produk dengan label 'Drama' itu kini yang sedang dalam tahap pengembangan menuju produk apparel. Tak hanya itu, Dena juga sedang mendidik model-model bertalentanya melalui agensi model miliknya, Future Models Indonesia.

Dena pun mengaku tak ingin menyimpan kesuksesannya sendiri. Ia kini berusaha membagi ilmu sembari menjadi role model bagi para transgender. Bahkan, dalam waktu dekat Dena akan mendirikan sebuah organisasi sosial non-profit yang bergerak di bidang keberagaman. IDN Times mendapatkan kesempatan untuk berbincang bersama Dena di Hotel Oria Jakarta, Kamis (15/11). Beikut kutipannya.

 

Baca Juga: Mengenal Fakta Ilmiah Tentang Transgender Lewat 6 Penjelasan Ahli Ini

Halo Dena, sedang sibuk apa sekarang?

Aku sekarang sedang expand bisnis aku ke apparel. Jadi dulu kan cuma sepatu aja, sekarang mau bikin baju-baju gitu. Aku juga sekarang sedang building komunitas sosial yang bergerak di bidang keberagaman. Tapi masih tahap konsep belum ada nama dan lain-lain.

Di balik kesuksesanmu saat ini, banyak orang yang masih bertanya tentang sosokmu, sebenarnya kapan pertama kali kamu memutuskan untuk menjadi transpuan?

Dulu untuk jujur ke teman-teman tapi belum bertransformasi itu waktu SMP. Cuma SMP kan masih pakai seragam dan ada peraturan sekolah. Kalau come out bertransformasi waktu kuliah. Come out sama keluarga waktu lulus kuliah karena aku yakin aku lulus mau ngapain which is 2009.

 

Dena Rachman: Transgender Butuh Role Model Seperti SayaInstagram.com/Denarachman

Bagaimana sih fenomena transgender di Indonesia menurut Dena?

Teman-teman trans kan memang mayoritasnya di jalan dan jadi pekerja seks. Aku berterima kasih sama orangtuaku karena sudah mencintai aku apa adanya dan ngerti. Banyak orangtua yang demi prinsip memaksa ke anaknya akhirnya anaknya harus hidup tersiksa. Mereka lebih memilih untuk membuang anaknya daripada menyayangi anaknya. I don't get it. Itu yang terjadi.

Kenapa banyak transgender yang akhirnya memutuskan jadi pekerja seks?

Kebanyakan mereka terpaksa hidup di jalanan dan karena gak punya skill macem-macem akhirnya ya jadi pekerja seks. Awalnya cuma iseng aja tapi akhirnya karena keterusan ya jualan. 

Alasannya banyak, tapi yang pasti kebanyakan yang aku tanya dan by data sih mereka dibuang oleh keluarganya. Dari kecil, dari SMP atau SMA mereka sudah hidup sendiri, dibuang, gak dianggap. 

Memang kehidupan para transgender di sekolah seperti apa?

Dari kecil, dari SMP atau SMA mereka sudah hidup sendiri, dibuang, gak dianggap. Kedua, mereka di sekolah juga gak diterima. Makanya aku bilang aku privilege. Aku punya pendidikan dan tumbuh besar di lingkungan yang open minded  untuk hidup berdampingan.

Nah teman-teman ini gak. Kebanyakan dari mereka di sekolah di-bully. Gurunya gak berpihak sama dia dan malah makin nyalahin. Terus dia larinya kemana? Ya ke jalanan mau gak mau. Ini realita yang terjadi di Indonesia.

Kalau di masyarakat?

Ketika mereka dibuang dan terpaksa jalannya harus miring hasilnya mereka tak terdokumentasi. Ketika mereka mau punya KTP gak bisa karena ditolak oleh policy karena gak jelas asal-usulnya. 

Ketika mereka gak punya KTP, mereka gak punya akses kesehatan. Ini sistemik. Diskriminasinya sistematis, dari sistem. Dari awal mereka gak terima, dibuang oleh keluarga, gak dirangkul padahal seharusnya ditreat dengan khusus.

Baca Juga: Cantik Banget, Ini 10 Gaya Hits Dena Rachman yang Bikin Iri

Dena Rachman: Transgender Butuh Role Model Seperti SayaIDN Times/Fitria Madia

Ini kan menjelang Pemilu, apakah teman-teman transgender peduli terhadap pemilu? Apakah mereka ikutan memilih?

Kalau keinginan memilih sih pasti ada. Siapa sih yang gak mau menggunakan haknya? Tapi mereka merasa gak kenal, gak ada yang mengerti kehidupan mereka. Selain itu, toh mereka gak bisa nyoblos. Karena sudah dibuang dari keluarga, mereka gak punya KTP, akhirnya mereka pun kehilangan jejak.

Sebagai public figure, apa yang akan kamu lakukan melihat hal tersebut?

Aku mau jadi role model mereka. I am just gonna continue my work. Aku udah tahu apa yang aku lakukan. Dari situ mereka bisa melihat "oh bisa ya" (transgender) menjadi pengusaha. Aku juga mau tetap eksis di dunia hiburan meskipun bukan utama buat aku. Itu sarana yang baik. Aku akan establish organisasi untuk keberagaman.

Role model seperti apa yang dimaksud?

Orang yang mereka look up, yang bisa relate ke mereka yang bisa menjadi inspirasi di hidupnya. Mungkin gak muluk yang harus achive something yang besar gitu. As simple as inspirasi untuk bertahan hidup. Kayak oh ternyata gue juga punya tempat di dunia ini. Oh ternyata gue gak sendirian.

Kalau langkah langsung kepada teman-teman transgender?

Aku banyak ngebantu kalau mereka (LSM) punya program kayak training untuk teman-teman trans, buat save work place dan semacamnya. Progressnya progressive sih tapi slow. Kita gak expect too much tapi kita hasilnya daripada buru-buru mending pelan-pelan tapi efektif dan efisien untuk targetnya.

Dena Rachman: Transgender Butuh Role Model Seperti SayaInstagram.com/Denarachman

Apa yang Dena harapkan dengan menjadi role model bagi transgender?

Dengan aku jadi role model mereka, aku berharap mereka punya hope kalau mereka bisa hidup layak dan punya kepercayaan diri "ok, i can do something. I have a purpose in this life. Aku punya worth. Aku di sini bukan sampah masyarakat. Aku bisa berbuat sesuatu yang akhirnya bisa berguna," gitu sih.

Apa pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak luas tentang transgender?

Kita itu start-nya udah minus. Kita usahanya harus ekstra, maksimal, double (untuk meraih sesuatu). Tapi yang aku harapkan orang melihat sisi positif dari segala hal. Orang kadang ngelihat yang jelek-jeleknya. Itu natural sih. Tapi pengennya selain nangkep yang negatif ya mereka nangkep positifnya dari sebuah cerita dari seseorang, public figure tentang isu yang sensitif event.

Kalau harapan untuk Hari Transgender Dunia kepada maayarakat umum?

I dont know how to expect. Kayak sudah gak mau berharap lagi. Ya semoga Indonesia lebih pinter, aware, dan open minded. Buka mata, buka hati, dan buka kebenaran.

Baca Juga: Dena Rachman: Harusnya Ada Jatah Kursi Parlemen untuk Transgender

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya