Kepincut Bisnis Kerajinan Tangan, Eti Pilih Tinggalkan Zona Nyaman

Ia bikin kerajinan dari kain perca sisa mukena

Sidoarjo, IDN Times - Menjadi karyawan di sebuah perusahaan ternyata tak menjamin kepuasan seseorang. Terkadang, passion dalam sebuah bidang membuat mereka memilih meninggalkan zona nyaman. Hal itu pula yang dialami oleh Eti Sulistianing. 

Eti dulunya adalah seorang analis kesehatan di sebuah rumah sakit di Sidoarjo. Lantaran tak menemukan kepuasan dalam berkarir, ia memilih untuk meninggalkan profesinya itu. Meski mempunyai latar pendidikan di bidang medis, Eti memilih menjadi perajin mukena.

“Awalnya hobi aja. Seperti ibu rumah tangga lain yang bisa menjahit. Lalu sejak 2013 itu bikin mukena,” katanya kepada IDN Times, Selasa (16/5/2023). Bisnis mukenanya tersebut berjalan lancar, terlebih saat datang bulan Ramadan. Meski begitu, ia merasa ada yang kurang. “Saya terlalu banyak membuang sisa potongan kain.”

Daripada dibuang, ia melihat ada celah bisnis. Akhirnya, Eti pun memanfaatkan kain perca sisa produksi mukena untuk membuat produk bernilai ekonomi. “Saya bikin sarung bantal, hiasan dinding, hingga taplak meja,” ujarnya. 

Siapa sangka, ide bisnis itu justru digemari. Eti bahkan mampu menyasar kelas menengah ke atas. Tentu saja, produknya dijual dengan harga premium. Untuk satu set sarung bantal, ia membanderolnya Rp400 ribu.

Bukan tanpa alasan ia menjual karyanya dengan harga premium. Eti mengatakan bahwa desain yang ia jual tak sembarangan. “Satu produk hanya saya gunakan untuk satu desain, mirip butik gitu lah,” ujarnya. Selain itu, Eti menyebut proses produksi karyanya juga berbeda dengan produsen lain. Ada beberapa teknik menjahit khusus yang ia terapkan. 

Meski menyasar segmen menengah ke atas, Eti mengaku punya pasar yang fanatik. Mereka biasanya memesan desain khusus, alias custom. Dari pasar inilah Eti kemudian memberanikan diri membuat izin usaha pada 2020. Di saat yang bersamaan, ia juga mendaftar menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Tujuannya jelas, untuk memperlebar usahanya melalui jejaring bisnis sesama pelaku usaha. 

Selain teman sesama UMKM, Eti juga mengaku mendapat akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Yang paling penting dapat pendampingan dan pelatihan,” ujarnya.

Eti pun kini makin percaya diri. Ia bahkan berencana menambah jenis produknya, yaitu hiasan dinding dari benang sisa mukena. “Saya berharap nanti bisa bikin galeri sendir.”

Baca Juga: Jatuh Bangun Ninuk, Seniman yang Jadi Juragan Pigura

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya