Melihat Peluang Bisnis Salon Ikan Cupang yang Menggiurkan 

Siapa yang memelihara ikan cupang di rumah?

Malang, IDN Times - Geliat bisnis ikan cupang belakangaan memang meningkat. Tak sekadar dipelihara, ikan cupang juga kerap diikutkan kontes.

Salah satu bisnis yang cukup menjanjikan adalah bisnis salon ikan cupang. Di Malang, ada namanya salon Bojez, tepatnya di Jalan Selorejo. Layaknya manusia, ikan cupang juga di-treatment agar penampilannya makin cantik. Seperti apa?

1. Berawal dari membantu teman

Melihat Peluang Bisnis Salon Ikan Cupang yang Menggiurkan Proses merapikan bagian tubuh ikan cupang. IDN Times/Alfi Ramadana

Aziz Rizki Pratama, pemilik salon cupang Bojez menjelaskan, awalnya dia tertarik membuka bisnis tersebut karena melihat salah seorang temannya. Dia lantas belajar secara otodidak. Di tengah tren ikan cupang, salon milik Aziz itu banyak didatangi orang.

"Awalnya belajar pelan-pelan. Kemudian ada teman yang datang membawa ikan cupang koleksinya. Kemudian saya coba bantu dan ternyata cocok. Setelah itu mulai banyak penghobi ikan cupang yang datang ke saya," terangnya kepada IDN Times, Rabu (25/11/2020). 

2. Salon cupang untuk dukung kontes

Melihat Peluang Bisnis Salon Ikan Cupang yang Menggiurkan Aziz menunjukkan beberapa koleksi cupang usai dirapikan bagian tubuhnya. IDN Times/Alfi Ramadana

Aziz menambahkan, kebanyakan ikan cupang yang ia rawat disiapkan untuk mengikuti kontes. Gak cuma barang, kontes ikan cupang juga berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). 

"Kalau untuk kontes SNI karena yang dinilai kerapian maka sangat perlu untuk dirawat. Sementara kalau untuk kontes cupang IBC (International Betta Congress) tidak perlu dirawat," tambahnya. 

Baca Juga: Booming Ikan Cupang Saat Pandemik, Sekadar Hobi atau Peluang Bisnis?

3. Perawatan cukup mudah

dm-player
Melihat Peluang Bisnis Salon Ikan Cupang yang Menggiurkan Proses merapikan beberapa sisi ikan cupang. IDN Times/Alfi Ramadana

Proses perawatan cupang khusus kontes sebenarnya cukup mudah. Perawatannya meliputi merapikan bentuk ekor, dorsal, ekor bagian atas, ekor bagian bawah dan bagian dasi.

Untuk memulai perawatan, kapster akan mengambil ikan lalu membius terlebih dahulu. Cara pembiusan ikan cupang sendiri bisa dilakukan dengan air rendaman tembakau atau air es batu. Setelah ikan sudah setengah terbius, maka proses merapikan dengan memotong menggunakan silet beberapa bagian dari ekor atas bawah, dasi, dan dorsal bisa dilakukan. 

"Prosesnya cepat, mungkin hanya perlu waktu lima menit saja. Setelah selesai, ikan dikembalikan ke wadahnya lagi," sambung pria yang sudah menggeluti salon cupang sejak 2012 itu. 

4. Peminat meningkat drastis

Melihat Peluang Bisnis Salon Ikan Cupang yang Menggiurkan Aziz menunjukkan beberapa koleksi ikan cupang. IDN Times/Alfi Ramadana

Ikan cupang yang kembali naik daun pada pandemik ini membuat salon milik Aziz dibanjiri konsumen. Sebelumnya, Aziz mampu melayani 15-20 ekor cupang saja sehari. Kini dirinya mampu melayani hingga 50 ekor. Bahkan, dia pernah merawat 150 ekor dalam sehari.

"Kalau lagi ramai kadang sampai kewalahan. Bahkan, setiap pelanggan ada yang sampai membawa 15 ekor ikan cupang untuk dirapikan," jelasnya. 

5. Tak patok harga mahal

Melihat Peluang Bisnis Salon Ikan Cupang yang Menggiurkan Ikan cupang yang sudah dirapikan. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk sekali perawatan ikan cupang, Aziz mematok tarif Rp25 ribu. Aziz sendiri mengakui bahwa tidak ada batasan waktu tertentu untuk perawatan ikan cupang. Jika seekor ikan cupang sering diikutkan kontes, maka otomatis akan sering disalonkan agar tetap rapi dan menambah nilai tawar ikan. 

"Kalau yang paling umum disalonkan itu adalah jenis halfmoon dan crowntail," tukasnya. 

Baca Juga: Ikan Guppy, Bisnis yang Makin Moncer di Tengah Pandemik COVID-19

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya