Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan Terbaik

#MillennialsInspiratif Ia juga harus mengamen sejak TK

#MillennialsInspiratif merupakan rubrik khusus yang mengangkat sosok millennials berpengaruh di Jawa Timur. Mereka mendapatkan pengakuan publik lewat buah pikir dan karya. Lewat rubrik ini kami ingin mengabarkan bahwa generasi ini tak sekadar ada, tapi juga berkarya dan memberi makna.

Surabaya, IDN Times - Tebing terjal dilalui Noviana sejak usianya masih belia. Berbagai lika-liku kehidupan pun dijalaninya seakan tanpa lelah. Perlahan tapi pasti, remaja kelahiran Surabaya ini mendapat ganjaran setimpal atas kesabaran dan kegigihannya.

Kepada IDN Times, Noviana membuka lembaran lamanya yang telah usang. Ia menceritakan kerasnya jalanan, arti keluarga hingga manisnya hasil perjuangan. Tak hanya ihwal kesedihan, putri keempat pasangan Sutrisno dan Karyatiningih ini juga membagikan kebahagiaannya.

Baca Juga: Muharom Gani, Juara Internasional Pemilik Skripsi 3.045 Halaman

1. Mengamen sejak TK

Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan TerbaikDok.IDN Times/Istimewa

Sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) Noviana harus dihadapkan persoalan ekonomi yang ada di lingkungan keluarganya. Ayahnya, Sutrisno yang bekerja kuli bangunan mengalami kecelakaan kerja yang parah. Lantaran tak punya biaya, Sutrisno pun tak mendapat perawatan yang layak. Sang ayah kemudian memilih menjadi tukang becak.

Lagi-lagi nasib malang menimpa Sutrisno. Becaknya dicuri orang sehingga tak mampu lagi mencari nafkah. Sementara sang ibu sakit-sakitan. Noviana yang masih TK pun akhirnya harus ikut menopang penghidupan keluarga. Ia bersama sang kakak akhirnya mengamen.

"Akhirnya, bapak memperbolehkan kami mengamen dengan catatan sekolah tetap yang utama. Jangan dijadikan sumber penghasilan hingga dewasa. Bahkan, ibu dan bapak setia mengawasi kami saat mengamen. Selain itu, mereka juga sangat disiplin terkait pendidikan. Waktu beristirahat kami gunakan untuk mengerjakan tugas,” ujarnya, Jumat (6/9).

Mengadu nasib di jalan bukanlah tanpa risiko. Beberapa kali mereka harus berhadapan dengan aparat keamanan, bahkan ditahan di Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS) dalam kondisi kurang layak sudah menjadi ‘makanan’ sehari-hari. Namun, mereka tidak gentar. Bagi Noviana dan keluarganya, jalanan adalah tempat untuk belajar banyak hal.

"Jadi kan dulu masih ngamen, pagi sekolah, siang istirahat, sore ngamen. Sering nyanyi lagu 'Bintang Kecil'. Di jalanan keras banget. Sering pulang malam jam 22.00 WIB," ungkap Noviana.

2. Dari ngamen jadi juara Porprov

Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan TerbaikDok.IDN Times/Istimewa

Aktifitas mengamen dijalani Noviana sampai ia duduk di bangu Sekolah Menengah Pertama. Kala itu ia menempuh pendidikan di SMPN 23 Surabaya. Dari sinilah, gadis kelahiran 30 November 1995 ini mulai diajak untuk berlatih olahraga panahan.

Bakat memanah Noviana pun terlihat jelas. Ia pun terus diasah oleh pelatihnya di Lapangan KONI Surabaya tiap sore. Aktifitas mengamen mulai ditinggalkannya dan ia perlahan menjadi atlet.

"SMP uda gak ngamen, waktunya senggang. Aku dilarikan (ikut) ke (cabor) panahan. Latihannya tiap sore di KONI Surabaya," kata Noviana.

Ketika kelas 3 SMP, Noviana mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim). "Satu tahun berlatih aku ikut Porprov Jatim di situ dapat satu emas dan satu perak. Empat tahun berikutnya ikut lagi uda mau kuliah dapat satu perak," jelas Noviana.

3. Keterima kuliah di FH UNAIR

Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan TerbaikDok.IDN Times/Istimewa

Lulus SMO, ia melanjutkan studi ke SMAN 9 Surabaya sebelum diterima di Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) melalui jalur undangan atau SNMPTN.

"Padahal, ketika masih kecil, saya lebih berkeinginan untuk menjadi guru matematika ketimbang sekolah hukum karena berfikir bahwa hukum dan politik itu kejam. Saya menjadi anak pertama di keluarga yang bisa melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi,” kata Noviana.

Alasan Noviana memilih kuliah di FH UNAIR ternyata merupakan jawaban atas tantangan seseorang. Bukan hanya itu, FH UNAIR ternyata juga menjadi angan-angan ayah Noviana sejak lama.

"Waktu kelas 2 SMA, aku ditantang seseorang daftar hukum. Aku spontan jawab iya. Aku konsisten sama jawaban aku. Daftar pertama itu cuma doanya bismillah nepatin janji," jelas Noviana.

4. Kuliah nyambi kerja

Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan TerbaikDok.IDN Times/Istimewa

Selama kuliah, Noviana berusaha untuk tidak merepotkan keluarganya. Berbagai upaya dia lakukan guna memenuhi kebutuhan perkuliahan, seperti berdagang barang, menjadi pelatih olahraga panah di salah satu klub memanah Surabaya, sampai menjajal magang di Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum (UKBH) FH UNAIR demi menambah pengalaman.
“Selain di UKBH UNAIR, saya juga pernah mengikuti pelatihan paralegal di Surabaya Children Crisis Center (SCCC). Yakni, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang ditujukan bagi anak yang berhadapan dengan hukum. Saya belajar untuk turun langsung mengurus perkara anak di persidangan. Bagi saya itu adalah ilmu yang tidak ternilai,” kata Noviana.

Semasa kuliah, Noviana tidak hanya bergelut dengan buku dan pekerjaan sampingan saja. Dia juga mengikuti organisasi mahasiswa yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR 2015. Ia ditunjuk sebagai staf biro hukum.

"Iya aku juga ikut Ormawa tapi tidak bisa komitmen penuh. Karena aku sudah bilang, aku juga harus cari untuk menutupi biaya kuliah," kata Noviana.

5. Raih predikat wisudawan terbaik

Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan TerbaikDok.IDN Times/Istimewa

Beruntungnya, di semester lima, Noviana menerima beasiswa perusahaan Chaeron Pokphand Indonesia yang menunjang pendidikannya hingga akhir perkuliahan. Skripsi berjudul Pengadaan Barang atau Jasa Pada Badan Layanan Umum mengantarkan Noviana meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,94.

Torehan wisudawan terbaik memotivasi Noviana untuk menempuh pendidikan lanjutan. Terbesit di pikirannya, ia ingin kuliah S2 Hukum. Tapi ia ingin mencoba pendidikan advokat terlebih dahulu. "Sembari tunggu pendaftaran calon hakim. Mau coba," katanya.

Tak lupa, Noviana juga berbagi kepada IDN Times untuk para millennials agar senantiasa mempunyai fokus. Menurutnya fokus ialah kunci untuk meraih keberhasilan. Selain itu, komitmen menjadi penting agar bisa terus termotivasi.

"Jadi pasti fokus, komitmen apa yang kita pilih. Kemudian restu orang tua, konsisten, serta manajemen waktu juga sangat penting," tuturnya

6. Nikmati semua proses

Kisah Noviana, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan TerbaikDok.IDN Times/Istimewa

Ia pun membagi tips tentang cara belajar yang baik. Noviana menyarankan agar memanfaatkan betul waktu di dalam kelas. Karena tatap muka dengan pendidik inilah, kata dia, yang bisa menambah wawasan lebih. "Waktu kuliah, di kelas waktu ketemu ahlinya. Yaitu dosennya aku anggap semua ahli. Dioptimalkan waktu kuliah," lanjutnya.

Noviana juga berpesan, "Nikmati setiap proses yang dilalui agar tidak merasa berat dan jangan lupa selalu berbagi."

Baca Juga: Gagah Soeryo, Mahasiswa UB yang Jadi Legislator Termuda Kota Malang

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya