Melihat Perjuangan Griya Lansia Merawat Lansia

Tak dipungut biaya sepeserpun

Malang, IDN Times - Griya Lansia Husnul Khotimah belakangan semakin dikenal publik. Hal itu setelah viralnya cerita seorang lansia bernama Trimah (66) yang baru-baru ini mereka terima sebagai penghuni baru. Kisah tersebut viral lantaran diduga Trimah datang ke tempat perawatan lansia itu diantarkan oleh anak-anaknya.

Tetapi di luar kisah tersebut, Griya Lansia Husnul Khotimah yang berada di Jl Suropati, Wajak, Kabupaten Malang itu memang konsisten merawat lansia terlantar sejak dua tahun terakhir. Para lansia tersebut dirawat dan kemudian diajari berbagai macam hal positif sebagai pengisi hari tua dan persiapan diri sebelum menghadap sang pencipta.  

1. Berawal dari kegiatan relawan

Melihat Perjuangan Griya Lansia Merawat LansiaGriya Lansia Husnul Khotimah yang berada di Wajak, Kabupaten Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Nurhadi Rahmat, penanggung jawab Griya Lansia Husnul Khotimah menjelaskan bahwa panti tersebut didirikan pertama kali tahun 2019. Penggagasnya adalah Arif Chamra yang juga merupakan penggerak yaysan Sahabat Yatim Dhuafa (SYD). Saat itu, ia berkeinginan untuk membangun sebuah tempat untuk menampung para lansia terlantar agar mereka bisa hidup tenang dan nyaman diakhir hayatnya. Kemudian seiring berjalannya waktu, panti tersebut juga mendapat dukungan dari beberapa lembaga seperti Nurul Hayat dan Galena.

"Saat itu, penggagas ini melihat bahwa banyak kasus ditemukannya lansia yang terlantar tak terurus. Bahkan mereka kadang sampai meninggal dunia di jalanan. Kondisi itu yang kemudian mendorong penggagas untuk mendirikan Griya Lansia ini," kata Nurhadi, Selasa (2/11/2021). 

2. Tampung hingga 60 lansia

Melihat Perjuangan Griya Lansia Merawat LansiaSalah satu lansia yang baru saja diserahkan oleh Dinsos Kabupaten Malang untuk tinggal di Griya Lansia. IDN Times/Alfi Ramadana

Setelah berdiri, perlahan tapi pasti Griya Lansia Husnul Khotimah mulai merawat sejumlah lansia. Ada yang memang hasil temuan dari tim Griya Lansia sendiri, tetapi juga ada yang merupakan rekomendasi dari Dinas Sosial beberapa wilayah di Jawa Timur. Tercatat saat ini Griya Lansia tersebut merawat 56 orang dari kapasitas 60 yang tersedia. Sebanyak 8 orang di antaranya sudah tak bisa beraktivitas normal lantaran mengalami stroke dan penyakit bawaan lain. Sebelumnya Griya Lansia merawat hingga 60 orang tetapi kemudian beberapa penghuni ada yang sudah meninggal dunia. 

"Mayoritas memang dari Jawa Timur. Hampir semua kabupaten kota di Jatim ada yang dirawat di sini," tambahnya. 

3. Harus penuhi beberapa persyaratan untuk masuk

Melihat Perjuangan Griya Lansia Merawat LansiaPara lansia yang berada di Griya Lansia sedang bersantai didepan kamar mereka. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk persyaratan agar bisa masuk Griya Lansia, Nurhadi menyebut bahwa tidaklah sulit. Hanya saja memang ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama adalah lansia tersebut harus benar-benar terlantar atau memang tidak ada yang merawat. Kemudian lansia yang datang bukanlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Lalu saat pertama kali masuk harus ada yang bertanggung jawab menyerahkan kepada pengelola Griya Lansia. 

"Kemudian juga harus menyertakan surat keterangan dari RT dan RW. Hal itu untuk membuktikan bahwa lansia yang akan masuk tersebut memang benar-benar tidak ada yang merawat," sambungnya. 

4. Tak dipungut biaya sepeserpun

Melihat Perjuangan Griya Lansia Merawat LansiaGriya Lansia Khusnul Khatimah di Wajak, Kabupaten Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Para lansia yang berada di Griya Lansia Husnul Khotimah itu menurut Nurhadi tak dipungut biaya sepeserpun. Bahkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari ditanggung penuh oleh pengelola. Pembiayaan tersebut diambilkan melalui donasi publik yang memang disiapkan pengelola untuk merawat para lansia. Sejauh ini untuk biaya operasional lansia setiap bulannya sendiri memerlukan kisaran Rp 60 juta. Jumlah tersebut belum termasuk perawatan 18 kamar, 3 bangsal dan taman yang ada di griya lansia serta kebutuhan lainnya.

"Untuk memenuhi pembiayaan ini, kami sistemnya memang open donasi. Alhamdulillah selama ini untuk pembiayaan bisa terpenuhi dan tidak ada masalah," katanya. 

5. Bina para lansia menjadi lebih baik

Melihat Perjuangan Griya Lansia Merawat LansiaPara lansia yang berada di Griya Lansia sedang bersantai didepan kamar mereka. IDN Times/Alfi Ramadana

Tidak hanya sekedar merawat, pengelola juga berusaha untuk membimbing dan mengarahkan para lansia itu agar bisa lebih baik lagi di masa tuanya. Salah satunya adalah memberikan bimbingan keagamaan kepada meraka agar bisa lebih siap ketika sewaktu-waktu ajal datang menjemput. Hal itu terlihat dari aktivitas harian yang dilakukan para lansia yakni saat sore hari, mereka akan mendapat pelatihan mengaji. Lalu, pengelola juga berusaha mengajak para lansia untuk salat berjamaah bagi yang masih bisa beraktivitas. Saat usai salat subuh, para lansia juga diajak untuk melakukan istiqosah rutin. 

"Sesuai dengan namanya, kami ingin para lansia yang ada di sini bisa semakin dekat dengan sang maha pencipta. Jadi ketika meninggal dunia mereka dalam keadaan yang tenang dan memiliki bekal," pungkasnya. 

Baca Juga: Kisahnya Viral, Trimah Dapat Emas dan Uang dari Crazy Rich Malang

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya