2. Sudah terseleksi ketat sejak PPDB

Para siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang. (Dok. Humas MAN 2 Malang)

Siswa-siswi di MAN 2 Malang sudah terseleseksi dengan ketat sejak Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sejak awal mereka diseleksi sesuai jurusan yang diminati seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Agama. Tidak ada seleksi jalur umum agar mereka fokus pada satu jurusan yang diminati sejak kelas 10.

"Berbeda dengan siswa yang diseleksi secara umum yang todak jelas diarahkan ke mana, sekaligus kita sudah tahu sejak awal kuota yang ditentukan untuk satu jurusan setiap tahun. Dengan ini kita bisa melakukan pemerataan dengan kelas-kelas yang sudah terbagi. Sehingga memudahkan untuk pembinaan untuk yang memiliki potensi olimpiade dengan diarahkan ke pembinaan khusus," bebernya.

Setelah dinyatakan lolos dan melakukan daftar ulang, sekolah akan melakukan penjaringan pada siswa-siswi yang memiliki potensi untuk program olimpiade dan sistem kredit sekolah (SKS) atau sistem sekolah 2 tahun. Sehingga sejak awal sudah ketahuan mana siswa layak mengikuti Olimpiade atau memiliki IQ yang cocok untuk menempuh sekolah 2 tahun saja.

3. Tidak ada ospek yang merundung siswa baru

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang. (Dok. Humas MAN 2 Malang)

Yoga juga mengatakan kalau di MAN 2 Malang tidak ada ospek yang cenderung merupakan perundingan yang dilakukan kakak kelasnya. Mereka memberikan nama masa pengenalan sekolah ini dengan Masa Ta'aruf, yaitu ketika para seniornya melakukan demonstrasi seluruh ekstrakurikuler sampai program-program unggulan di madrasah. Ada 30 ekstrakulikuler yang mereka pilih, kemudian ada 5 klub bahasa asing (Perancis, Jerman, Jepang, Inggris, Arab) yang bisa mereka pilih, dan ada banyak program unggulan yang bisa mereka pilih.

"Masa pengenalan sekolah ini beda seperti ospek di sekolah lain, kita murni mengenalkan kehidupan sekolah sampai informasi umum dan khusus kegiatan madrasah. Kemudian juga memperkenalkan bagaimana memanfaatkan fasilitas-fasilitas sekolah," jelasnya.

Setiap siswa baru diwajibkan mengikuti ekstrakulikuler Pramuka selama setahun. Mereka juga diwajibkan memilih satu ekstrakurikuler yang sesuai dengan minatnya.

"Misalnya anak-anak yang lolos karena jalur prestasi non-akademik basket, tentu akan memilih ekstrakurikuler basket. Sehingga kumpulan anak-anak di ekstrakurikuler adalah anak-anak yang secara prestasi sudah ada. Kita di situ menghadirkan pelatih-pelatih yang profesional. Kita hadirkan tutor-tutor olimpiade, riset, dan sebagainya," tuturnya.

4. Asrama yang mendorong prestasi

Para siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang saat apel. (Dok. Humas MAN 2 Malang)

Daya tarik MAN 2 Malang juga termasuk adanya asrama yang mereka sebut Ma'had Al-Qalam MAN 2 Kota Malang. Ma'had ini untuk mereka yang tinggal di luar Kota Malang. Ma'had ini juga bisa menampung sekitar 600 siswa, atau hampir 50 persen siswa di MAN 2 Malang.

"Orang-orang tua ini ternyata juga lebih tenang kalau anak-anaknya tinggal di asrama daripada di kos-kosan. Karena lebih terawasi dan program-program pembinaannya semua ada," ucap Yoga.

Siswa yang mendiami Ma'had biasa akan mendapat tambahan materi mulai dari agama sampai pengetahuan lainnya. Terdapat pengasuh yang memberi bimbingan kepada para siswa.

"Ini menguatkan karena ternyata juara-juara olimpiade dan juara-juara lainnya itu kebanyakan dari ma'had. Mereka memiliki waktu tambahan lebih banyak daripada teman-temannya yang pulang ke rumah," tuturnya.

5. Rekrutmen guru yang ketat

Waka Humas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang. (Dok. Humas MAN 2 Malang)

Selain guru PNS, MAN 2 Malang juga merekrut guru-guru non-PNS secara ketat. Sehingga kualitas pendidik yang dimiliki bisa terjaga dan merupakan guru-guru terbaik.

"Misalnya kita butuh guru PKN, kita selalu menyampaikan di website sekolah. Sebelum seminggu itu sudah banyak yang daftar, sehingga kita selalu melakukan seleksi ketat. Ada tes praktik, selesai wawancara, tertulis," tandasnya.

Selain itu, ada guru-guru atau tutor khusus untuk siswa peserta olimpiade. Sehingga hasilnya selalu mendapat juara umum Olimpiade Sains Nasional (OSN) sejak 2018.

Baca Juga: 77 Persen SMA/SMK Jatim Terapkan Kurikulum Merdeka