Bukan Umpatan, Ini 5 Peribahasa Jawa yang Mengandung Kata 'Asu'

Asu atau anjing tidak melulu tentang kata kotor #LokalIDN

Kata asu dalam bahasa Jawa sering dianggap berkonotasi negatif. Hal ini terjadi karena kata tersebut dikenal sebagai salah satu umpatan atau pisuhan di tanah Jawa. 

Namun, penggunaan kata asu tidak melulu soal umpatan, lho. Kata ini juga terdapat dalam paribasan atau peribahasa Jawa yang sarat makna. 

1. Asu rebutan balung

Bukan Umpatan, Ini 5 Peribahasa Jawa yang Mengandung Kata 'Asu'Mrsbehaviour.com

Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, peribahasa yang pertama ini berbunyi anjing berebut tulang. Secara makna, ini merujuk pada dua pihak yang memperebutkan sesuatu yang tidak penting. Jadi, asu di sini adalah analogi untuk dua pihak yang terus berebut dan tidak mau mengalah, sementara balung menggambarkan sesuatu yang sepele atau tidak penting.

2. Asu belang kalung wang

Bukan Umpatan, Ini 5 Peribahasa Jawa yang Mengandung Kata 'Asu'Moneymax.ph

Paribasan selanjutnya membahas tentang status dan harta. Asu belang kalung wang berarti anjing berbulu belang berkalung uang. Masyarakat Jawa kuno memandang anjing sebagai binatang rendah, terlebih anjing berbulu belang. Anjing ras tersebut dianggap cluthak ‘rakus’ sehingga paling tidak disukai.

Dari sanalah metafora anjing belang muncul untuk menyebut orang yang berstatus rendah (dianggap hina). Adapun berkalung uang menunjukkan bahwa seseorang yang status sosialnya rendah, tetapi dia memiliki kekayaan.

Baca Juga: 7 Peribahasa Jawa Ini Sindir Kelakuan Teman yang Nyebelin, Pedes Rek!

3. Asu gedhe menang kerahe

dm-player
Bukan Umpatan, Ini 5 Peribahasa Jawa yang Mengandung Kata 'Asu'Pixabay.com/lepale

Asu gedhe menang kerahe berarti anjing besar menang perkelahian. Makna kekuasaan pasti langsung tergambar begitu membaca kalimat itu. Ya, paribasan di atas mempunyai arti orang berpangkat tinggi dan berkuasa pasti selalu menang. Peribahasa ini cocok dengan realitas kehidupan. Orang-orang yang berkuasa selalu unggul dalam perselisihan dengan rakyat biasa, baik dalam perkara-perkara krusial maupun remeh temeh.

4. Asu marani gebuk

Bukan Umpatan, Ini 5 Peribahasa Jawa yang Mengandung Kata 'Asu'Pikist.com

Peribahasa selanjutnya membahas kecerobohan dan bahaya. Terjemahan paribasan keempat ini adalah anjing mendatangi pemukul. Secara gamblang kita memahami kalimat ini sebagai gambaran kecerobohan. Ya, seseorang yang dengan ceroboh malah mendatangi mara bahaya, bukan menghindarinya.

5. Rindhik asu ginitik

Bukan Umpatan, Ini 5 Peribahasa Jawa yang Mengandung Kata 'Asu'Pexels.com/jaydenburdick

Terakhir, ada paribasan yang berhubungsn dengan pekerjaan. Rindhik asu ginitik mempunyai makna orang yang bekerja sesuai keinginannya. Dalam hal ini, seseorang itu akan bekerja dengan cekatan, profesional, dan sepenuh hati. Pekerjaannya pun akan cepat selesai secepat larinya anjing ketika dipukul.

Nah, itu dia peribahasa-peribahasa Jawa yang memuat kata asu (anjing). Tidak ada yang mengandung maksud umpatan atau pisuhan, kan? Sebaliknya, semuanya kaya makna dan pelajaran.

Baca Juga: 8 Peribahasa Jawa yang Memakai Metafora Kerbau, Pernah Dengar? 

R Damanhuri Photo Verified Writer R Damanhuri

Seorang awam dalam dunia tulis menulis.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya