Film Marley, Angkat Isu Perdagangan Anjing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times – Tyas Mirasih kini beradu akting dengan Tengku Tazi. Mereka beradu akting dalam film yang berjudul Marley. Film ini mengangkat isu soal perdagangan anjing.
Film yang akan tayang serentak di Bioskop pada 17 Maret 2022 ini diproduseri langsung oleh Deny Siregar. Pada Jumat (25/2/2022) lalu Tyas Mirasih dan Tengku Tazi hadir untuk mempromosikan film Marley di Tunjungan Plaza Surabaya.
1. Film bercerita soal persahabatan manusia dengan anjing
Film ini, bercerita tentang persahabatan manusia dengan hewan. Toko utama dalam film tersebut adalah Tengku Tazi yang berperan sebagai Doni.
Doni yang merupakan seorang guru matematika hidup sendirian, lalu ia bertemu dengan seekor anjing terlantar. Anjing tersebut bersembunyi dibawah mobil setelah berhasil kabur dari tukang jaga anjing.
Doni kemudian memberi nama anjing tersebut Marley. Ia bersahabat dengan Marley dan hari-hari Doni selalu ditemani dengan Marley.
Tyas Mirasih sendiri berperan sebagai Bu Fina, sama-sama berprofesi sebagai guru di sekolah yang sama. Ia juga memiliki seekor anjing.
Film ini memiliki alur cerita yang sederhana namun makna yang dalam. Bagaimana manusia dengan hewan bisa memiliki keterikatan yang sangat kuat.
Baca Juga: 9 Fakta Film Marley, Kisah Persahabatan Anjing dan Guru Matematika
2. Tengku Tazi butuh sebulan pendekatan dengan anjing
Dalam film itu, Tazi membutuhkan waktu satu bulan pendekatan dengan anjing pitbul. Karena sebelumnya ia tak pernah berhubungan dengan anjing.
“Saya terus terang awalnya memang suka binatang tapi anjing tidak. Saya mau buktikan kalau anjing tidak seburuk yang kita kira. Banyak yang bilang anjing pitbul adalah anjing pembunuh. Tapi, kalau kita baik mereka juga baik,” ujarnya.
3. Film Marley ajak masyarakat stop perdagangan anjing
Film ini kata Tyas mengangkat isu soal perdangan anjing. Mengingat perdagangan daging anjing memang sudah lama terjadi, meski sebenarnya perdangan anjing sudah lama dibasmi.
“Beberapa kota memang itu menjadi kebiasaan karena sudah menjadi tradisi, ya sebenarnya menghimbau kalau bisa jangan. Ya susah kalau mau bilang stop. Kalau bisa jangan lah. Apalagi yang terlantar seperti kucing anjing kemudian mereka disiksa. Kalau kalian gak suka ya sudah tapi jangan disakiti,” ujar Tyas
Baca Juga: 5 Film yang Disutradarai oleh Angelina Jolie, Banyak Film Perang