Bernostalgia Sejenak Bersama Maestro Musik Keroncong, Waldjinah 

Waldjinah kunjungi museum musik Indonesia di Kota Malang

Malang, IDN Times - Ada yang tampak istimewa dengan Museum Musik Indonesia (MMI) yang berada di Jl Nusakambangan, Kota Malang, Selasa (1/3/2022). Satu hal yang menjadikannya istimewa adalah karena MMI dikunjungi oleh maestro musik keroncong Indonesia, Waldjinah.

Bagi pecinta musik keroncong, nama Waldjinah tentu sudah tak asing lagi. Cukup banyak album musik keroncong dan langgam jawa yang dihasilkan oleh penyanyi kelahiran Surakarta, 7 November 1945 ini. 

1. Senang bisa melihat koleksi album miliknya lagi

Bernostalgia Sejenak Bersama Maestro Musik Keroncong, Waldjinah Waldjinah saat berada di Museum Musik Indonesia (MII). IDN Times/Alfi Ramadana

Di sela kunjungannya di MMI, Waldjinah mengakui senang. Karena meskipun tidak semua, namun dirinya bisa kembali melihat dan mendengarkan sejumlah lagu yang pernah ia rekam dan nyanyikan di masa lalu. Dirinya juga bisa melihat koleksi album miliknya mulai dari yang direkam di piringan hitam maupun dengan kaset pita. Hal itu sedikit banyak membuat dirinya kembali bernostalgia mengingat masa-masa kejayaan musik keroncong.

"Pastinya saya senang sekali karena bisa kembali mendengar lagu-lagu yang pernah saya nyanyikan dulu. Sekaligus juga kembali menghidupkan semangat musik keroncong lagi. Terlebih banyak dari album di sini saya tidak punya," paparnya Selasa (1/3/2022). 

Baca Juga: 7 Potret Trenggono, Ayah Krisdayanti dan Yuni Shara Pecinta Keroncong 

2. Tak miliki koleksi album

Bernostalgia Sejenak Bersama Maestro Musik Keroncong, Waldjinah Waldjinah saat melihat beberapa koleksi album piringan hitam dirinya di MMI. IDN Times/Alfi Ramadana

Lebih jauh, Waldjinah menambahkan bahwa secara total dirinya membuat sekitar 200 album. Rekaman pertama ia lakukan pada tahun 1959 untuk album Kembang Kacang. Saat itu usianya masih 12 tahun dan sudah mulai melakukan rekaman di studio rekaman legendaris Lokananta di, Solo. Sejak saat itu, Waldjinah terbilang sangat produktif dalam mengeluarkan album musik keroncong maupun langgam jawa. Salah satu tembang legendaris yang hingga kini masih diingat dan banyak dinyanyikan adalah Walang Kekek. Tembang tersebut juga membuat nama Waldjinah makin dikenal di belantika musik nasional.

"Kalau lagu yang saya nyanyikan itu sekitar 1700. Kalau albumnya kurang lebih ada 200. Tetapi saat ini dirumah cuma tinggal ada 7 saja. Karena lainnya banyak yang saya berikan ke teman-teman," imbuhnya. 

3. Senang musik keroncong masih eksis

Bernostalgia Sejenak Bersama Maestro Musik Keroncong, Waldjinah Waldjinah saat menerima buku terkait musik keroncong dari MMI. IDN Times/Alfi Ramadana

Dalam kesempatan tersebut, Waldjinah juga menyampaikan bahwa dirinya cukup bahagia bahwa musik keroncong masih diminati. Meskipun kini sudah jarang yang mendengarkan keroncong klasik. Namun paling tidak dengan dikombinasi genre musik lain, keroncong masih bisa bertahan dan bahkan bisa masuk ke kalangan anak-anak muda.

"Bagi saya hal itu bukan masalah. Karena dengan penggabungan itu membuat musik keroncong kembali hidup. Terlebih keroncong itu sebenarnya bisa masuk ke genre apa saja," jelasnya. 

4. Ajak anak-anak muda untuk banyak belajar

Bernostalgia Sejenak Bersama Maestro Musik Keroncong, Waldjinah Maestro keroncong, Waldjinah saat berada di Museum Musik Indonesia (MMI). IDN Times/Alfi Ramadana

Terlepas dari itu, Waldjinah juga berpesan kepada generasi muda agar tetap mau belajar. Terutama bagi mereka yang menggemari musik. Banyak genre yang bisa dipelajari dan dicoba, salah satunya keroncong.

"Pastinya anak-anak muda harus tetap bersemangat dan jangan mudah menyerah. Mereka juga harus mau belajar dan sebisa mungkin jangan meninggalkan genre musik seperti keroncong yang punya nilai tersendiri," pungkasnya. 

Baca Juga: Menengok Kreasi Aksesoris Unik di Kota Malang

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya