72 Persen Masyarakat Indonesia Salah dalam Menggosok Gigi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tuban, IDN Times- Ketua Persatuan
Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jawa Timur, Yahya mengungkapkan, sebanyak 72 persen masyarakat Indonesia, khususnya Jatim masih belum faham tentang tata cara dan waktu gosok gigi yang benar.
1. Salah soal waktu
Kebiasaan yang salah adalah soal waktu. Masyarakat Indonesia biasanya menggosok gigi saat mandi. Padahal, baiknya waktu gosok gigi itu dilakukan setelah makan dan menjelang tidur di malam hari.
"Yang benar hanya 2,8 persen saja, sisanya salah semua cara mereka gosok gigi. Dan kesalahan itu tidak hanya terjadi di Jatim saja tapi di seluruh Indonesia," kata Yahya saat menggelar Bulan Kesehatan Nasional di Tuban, Sabtu (8/2).
Selain itu, tata cara menggosok gigi juga masih salah. Kebanyakan masyarakat Indonesia menggosok ke arah samping. Padahal, tata cara yang benar adalah dari atas ke bawah.
2. Meski salah, namun kesadaran tinggi
Kendati masih salah saat mengosok gigi, namun kesadaran masyarakat Indonesia cukup tinggi dalam menjaga kesehatan mulut terutama gigi mereka. Yahya menjelaskan dari hasil penelitian yang ia lakukan rata-rata seseorang memiliki 3-4 gigi mereka berlubang dan faktornya sangat beragam. "Kalau kesadaran cukup tinggi tapi hal ini harus dibarengi dengan pemahaman cara gosok gigi yang baik," katanya.
3. PDGI dan TPPI adakan gosok gigi masal
Dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gigi dan mulut untuk siswa Sekolah Dasar dan Madrasah di Kabupaten Tuban itu PDGI Jatim juga menyelenggarakan gosok gigi masal bagi para pelajar tingkat SD di Lapangan Trans Pacific Petrochemical Indonesia (PT TPPI) Tuban dengan melibatkan lebih dari 250 dokter gigi di Jatim. "Kegiatan ini rutin kita lakukan dan ini yang ke tiga kalinya," terangnya.
Kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gigi dan mulut, lanjut Yahya tidak hanya di lakukan pada siswa sekolah dasar saja. Namun sejumlah warga di lokasi kilang minyak terbesar di Asia Tenggara tersebut juga mendapat kesempatan untuk bisa memeriksakan kesehatan gigi dan mulut. "Ada beberapa warga yang sengaja kita undang untuk mengikuti pengobatan dan pemeriksaan gigi secara gratis," pungkasnya.
4. Merupakan program CSR
Sementara itu unit Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji mengatakan, program kesehatan merupakan salah satu pilar dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. "Bahwa selain menjalankan tugas utama untuk melayani kebutuhan energi, Pertamina selalu melaksanakan program-program sosial yang memberikan dampak positif, khususnya untuk masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya," pungkasnya.
Baca Juga: Jangan Percaya Lagi 6 Mitos tentang Kesehatan Gigi dan Dokter Gigi Ini