2. Sego boran khas Lamongan

Sego boran khas Lamongan sekarang sudah dipatenkan sebagai makanan khas Lamongan. Dok Istimewa

Menu makanan kedua yang wajib kamu cicipi saat berada di Lamongan adalah Sego Boran, kuliner ini berbeda dengan soto ayam Lamongan yang bisa dijumpai di setiap penjuru wilayah di Indonesia. Sego Boran ini hanya bisa dijumpai di Lamongan saja ini tak banyak warga luar daerah yang mengenalnya karena hanya dijual di Lamongan. Uniknya makanan ini semuanya berasal dari salah satu desa di Lamongan yaitu Desa Sumberejo.

Makam berupa nasi dengan berbagai macam lauk ayam, ikan dan jerohan ayam ini juga sudah telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

3. Pecel lele Lamongan 

Pecel lele Lamongan. Foto Instagram @ayambakargema

Pecel lele Lamongan, sama halnya dengan soto ayam. Makanan yang satu ini juga kerap kita jumpai di seluruh wilayah di Indonesia. Pecel lele sendiri adalah menu makanan yang sudah pasti terbuat dari lele yang digoreng dengan sambal yang pedas dan sedikit manis. Makanan ini juga kerap dijual oleh pedagang pecel lele terutama di daerah Jakarta dan sekitarnya. Harga seporsi pecel lele sendiri beragam dari Rp17 sampai Rp20 ribu.

4. Tahu campur Lamongan

Instagram @agathamkuntari

Selanjutnya ada tahu campur. Makanan yang terbuat dari tahu dan irisan beberapa lontong ini juga merupakan makanan andalan Kabupaten Lamongan. Makanan ini juga sudah banyak ditemukan di sejumlah daerah di wilayah Indonesia. Tahu campur sendiri adalah makanan yang sedikit mengandung kuah dengan campuran bumbu petis yang gurih dan rempah-rempah. Makanan ini seporsinya dijual antara Rp10 hingga Rp12 ribu untuk seporsinya lengkap dengan kerupuk gurihnya.

5. Wingko babat 

Olivia generasi ke 5 penerus wingko Babat. IDN Times/Imron

Terakhir ada wingko babat, kudapan yang terbuat dari ketan dan parutan kelapa muda ini memiliki rasa yang manis dan legit. Sesuai namanya wingko babat paling banyak diproduksi di Kecamatan Babat salah satu kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Makanan ini sendiri dulunya dikenalkan oleh warga keturunan Tionghoa yang bermukim di Babat. Panganan ini juga sudah dibuat sejak tahun 1898, silam.