Berkah Ramadan bagi Produsen Kolang-Kaling di Madiun  

Harga meningkat 100 persen karena banyak diburu untuk takjil

Madiun,IDN Times - Suara azan magrib merupakan salah satu hal yang ditunggu oleh umat Muslim saat Ramadan. Bagi yang berpuasa, momen itu sebagai penanda waktu melepaskan dahaga dan lapar yang ditahan lebih dari 12 jam sebelumnya.

Untuk mengobati rasa haus, banyak menu yang menjadi pilihan, seperti minuman es campur, kolak, manisan, dan es oyen yang menggunakan tambahan kolang-kaling. Di wilayah Madiun, salah satu penghasil kolang-kaling berada di lahan perkebunan kawasan lereng Gunung Wilis yang masuk Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan.

1. Terlebih dulu melewati proses yang membutuhkan waktu 2-3 hari 

Berkah Ramadan bagi Produsen Kolang-Kaling di Madiun  Kolang-kaling hasil produksi warga Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Hampir di setiap lahan milik warga terdapat pohon penghasil kolang-kaling, yang merupakan buah dari aren (Arenga pinnata). Untuk mendapatkan produk yang siap edar ternyata tidak semudah mengonsumsinya. Petani harus memilih buah aren setengah masak terlebih dulu.

Kemudian, memotong tangkai dari pohon yang ketinggiannya sekitar 2 meter. Buah aren yang telah jatuh dari pohon masih harus dipisahkan dari dahannya. Untuk tahap selanjutnya masih direbus dengan waktu sekitar dua jam.

“Agar kolang-kalingnya lebih mudah diambil (dari kulitnya) dan getahnya hilang,” kata Sukar, salah seorang produsen kolang-kaling di Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Minggu (10/5). Getah pada buah aren ini akan menimbulkan rasa gatal ketika terkena kulit manusia.

2. Kolang-kaling dari lereng Gunung Wilis wilayah Madiun Beredar hingga Ponorogo  

Berkah Ramadan bagi Produsen Kolang-Kaling di Madiun  Seorang warga sedang meniriskan kolang-kaling yang baru direndam setelah melalui sejumlah tahap produksi. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Setelah kolang-kaling terpisah dari kulitnya, masih ada satu proses lagi sebelum layak edar dan dikonsumsi. Komoditas berwarna putih bening ini harus direndam dengan air kapur selama tiga hingga tiga hari. Adapun manfaatnya menjadikan daging buah aren ini lebih bersih dan kenyal.

Sampai di sini, kolang-kaling siap dijual. Hasil pengolahan tanaman perkebunan dari Dusun Seweru ini didistribusikan di wilayah Kabupaten/Kota Madiun hingga Ponorogo. Harga jualnya mencapai Rp16-17 ribu per kilogram saat bulan Ramadan. Nilai tukar itu meningkat 100 persen dibandingkan hari biasa yang hanya Rp8 ribu per kilogram.

3. Momentum Ramadan dimanfaatkan warga memanen buah aren  

Berkah Ramadan bagi Produsen Kolang-Kaling di Madiun  Seorang warga Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun sedang membelah kulit buah aren untuk memilah kolang-kaling. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Uminatun, produsen kolang-kaling di Dusun Sweru, Desa Padas yang lain mengatakan bahwa peningkatan harga jual komoditas ini berbanding lurus dengan banyaknya permintaan. Sementara, pasokan kolang-kaling hanya dapat dipanen setahun sekali dengan jumlah rata-rata tujuh kuintal untuk setiap pohon aren.

“Setiap bulan puasa, banyak warga sini yang memproduksi kolang-kaling karena hasilnya juga bagus. Lumayan, buat tambah-tambah memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar perempuan berusia 37 tahun itu.

4. Memiliki banyak manfaat bagi tubuh 

Berkah Ramadan bagi Produsen Kolang-Kaling di Madiun  Kolang-kaling hasil produksi warga Dusun Sweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Dari tangan para produsen, kolang-kaling akhirnya menyebar ke sejumlah wilayah melalui distributor. Hingga akhirnya sampai di dapur para konsumen. Mayoritas warga menggunakan komoditas ini sebagai salah satu menu berbuka puasa. Ini setelah dicampur dengan aneka jenis minuman berasa manis.

Selain mampu mengurangi dahaga, sejumlah referensi menyebut kolang-kaling memiliki nutrisi yang dibutuhkan tubuh, melancarkan sistem pencernaan, dan memperkuat tulang.

Nofika Dian Nugroho Photo Verified Writer Nofika Dian Nugroho

Penulis lepas yang tinggal di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya