Dihantam Corona, Pengusaha Sandal di Jombang Sukses Bikin Kripik Tahu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jombang, IDN Times - Munculnya wabah virus corona sejak tiga bulan lalu membuat pengusaha rumahan di Jombang kalangkabut. Salah satunya adalah Eko Rumanto, pengusaha sandal di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Usaha yang ia geluti bertahun-tahun itu perlahan berhenti akibat pandemik COVID-19.
Pria berusia 38 tahun itu tidak menyerah. Ia memutar otak dengan membuat usaha produksi tahu agar bisa mendapat penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga. Berkat kegigihan dan keuletan, usahanya pun bisa berkembang sukses hingga beromset jutaan rupiah.
1. Belasan karyawan produksi sandal diliburkan
Eko menuturkan, munculnya pandemik corona saat itu sempat membuatnya stres. Sebab, pihak gudang pabrik yang menerima hasil produksi sandalnya tidak bisa mengirim barang ke Jakarta dan sepi orderan. Dia pun terpaksa meliburkan 15 orang karyawannya dan menutup usahanya sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Pandemik ini sangat berdampak kepada semuanya mas, gudang pun tidak bisa kirim, jadinya kita sepi orderan. Untuk sementara, karyawan diliburkan dan pabrik kita tutup sementara," kata Eko Rumanto ditemui di rumahnya, Kamis (16/7/2020).
2. Referensi usaha tahu dari internet
Setelah menutup usaha produksi sandal, Eko memutar otak mencari usaha lain yang bisa dikerjakan di rumah. Sebab, selama pandemik corona, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar masyarakat untuk lebih banyak di rumah atau stay at home guna menghindari penularan COVID-19.
"Awalnya saya buka-buka internet untuk melihat apa yang cocok buat bekerja di rumah, dan akhirnya saya menemukan. Usaha ini berbahan dari tahu dan kebetulan di tempat saya banyak pengusaha tahu. Dan alangkah baiknya saya gunakan apa yang ada di tempat saya ini," ujar Eko menceritakan.
Berbekal pengetahuan dari internet itu, ia kemudian mengolah tahu itu dengan cara diiris tipis-tipis lalu diberi bumbu dan di goreng hingga kering. Setelah pengolahan selesai dan menjadi makanan ringan, lalu dibungkus plastik dan diberi nama keripik tahu walik.
"Dikerjakan sendiri di rumah, tidak ada karyawan. Pengerjaanya dibantu isteri sama anak dan terkadang orang tua juga mertua," ujarnya.
Baca Juga: Kalung Nama Malang, Usaha Kalung Logam yang Sudah Tembus Pasar Ekspor
3. Dijual di toko dengan harga Rp3500 per bungkus
Eko mengungkapkan, karena awalnya belum ada pelanggan, ia keliling ke toko dan warung sekitar untuk menawarkan dagangannya. Ia juga memasarkan lewat online dengan harga jual Rp3500 per bungkus. Ternyata, keripik tahu buatannya itu banyak yang minat hingga dalam sehari membuat seratus bungkus kripik.
Eko mengaku bersyukur karena produksi makanan ringannya itu bisa diterima dan diminati masyarakat. Kini, omset usaha tersebut sekitar Rp 9 juta lebih per bulan. Kedepan, Eko akan terus mengembangkan dengan memasarkannya ke minimarket dan tempat-tempat wisata.
"Sementara masih saya kirim ke toko-toko dekat rumah dan pesanan online, kalau bisa nanti ke tempat-tempat wisata. Untuk harga, saya jual Rp3500 per bungkus dan dalam dua hari bisa laku seratus bungkus," tandasnya.
Baca Juga: Jonathan Adi, Pengusaha Logam Sukses yang Nyaris Putus Kuliah