Triwulan Ketiga, Nilai Investasi Kota Madiun Tembus Rp605 Miliar 

Mayoritas di bidang perdagangan, konstruksi dan real estate

Madiun, IDN Times - Realisasi investasi di Kota Madiun, hingga triwulan ke III tahun 2018 mencapai Rp605,9 miliar. Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Madiun, nilai sebanyak itu merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN). 

Bidang usaha yang mendominasi dari investasi itu adalah perdagangan, rumah kos, konstruksi, dan real estate. "Sedikit banyak ini merupakan dampak dari Tol Trans Jawa meski belum terhubung seratus persen," kata Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto, Senin (5/11).

Baca Juga: Kasus Lama Terkuak Lagi, Wali Kota Madiun Jadi Tersangka Korupsi Proyek Pasar

1. Jalan tol Wilangan - Kertosono belum beroperasi

Triwulan Ketiga, Nilai Investasi Kota Madiun Tembus Rp605 Miliar IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Jalan Tol Trans Jawa menghubungkan antara Pelabuhan Merak hingga Banyuwangi. Panjangnya sekitar 1.138 kilometer. Sejumlah ruas belum dioperasionalkan, satu di antaranya jalur Wilangan - Kertosono. 

Kendati demikian, Sugeng menjelaskan, dua calon investor yang bergerak di bidang perhotelan tertarik mengembangkan usahanya di Kota Madiun. Pemkot berkeinginan bangunan yang nantinya akan didirikan adalah hotel bintang empat. 

"Kalau bintang dua dan tiga sudah ada beberapa," ujar dia. 

2.Investor bidang perdagangan otomotif mulai dirikan dealer

Triwulan Ketiga, Nilai Investasi Kota Madiun Tembus Rp605 Miliar IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Pada Mei lalu, Sugeng menjelaskan, Honda meresmikan dealer resmi kendaraan roda empatnya di Kota Madiun. Keberadaannya menambah investor bidang perdagangan barang di wilayah tersebut. Selain itu, industri otomotif tidak membutuhkan analisa dampak lingkungan yang bertele-tele. 

"Limbahnya hanya oli dan itu bisa ditangani dengan mudah. Misalnya, dikubur di tanah atau cara lain," kata dia. 

3.Tidak ingin kembangkan perekonomian di bidang industri

Triwulan Ketiga, Nilai Investasi Kota Madiun Tembus Rp605 Miliar IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Sugeng menjelaskan, Pemerintah Kota Madiun memiliki konsep pengembangan perekonomian non industri berskala besar. Alasannya, keberadaanya dinilai dapat mencemari lingkungan khususnya air.

"Warga Kota Madiun semuanya menggunakan PDAM untuk kebutuhan airnya. Kalau airnya tercemar bisa berbahaya," ucap Sugeng. 

Selain alasan itu, wilayah Kota Madiun yang sempit, lantaran hanya terdiri dari 27 kelurahan di tiga kecamatan dinilai tidak cocok dikembangkan sebagai kawasan industri. Ditanya soal dampak pembangunan tol Trans Jawa, Sugeng menyatakan ada beberapa rencana yang bakal dilakukan. 

"SPBU di dekat terminal (bus) akan dikembangkan BUMD. Letaknya strategis untuk menyambut kendaraan yang keluar dari pintu tol Dumpil (wilayah Kabupaten Madiun)," tutur Sugeng.

Baca Juga: Wajib Coba, 7 Warung Nasi Pecel Legendaris di Kota Madiun

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya