PT INKA Memproduksi Kereta LRT Tanpa Masinis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
MADIUN, IDN Times - PT INKA di Madiun, Jawa Timur sedang menggarap 31 rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) tanpa masinis untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). Kereta itu dipesan oleh PT KAI dengan nilai kontrak Rp3,9 triliun.
Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro, mengatakan proses produksi yang dijalankan belum mencapai 1 persen. Sebanyak enam body kereta untuk satu rangkaian baru selesai dibuat di workshop salah satu BUMN itu.
1.40 Persen Komponen Disuplai BUMN Lain
Hingga beberapa bulan ke depan proses produksi kereta LRT ini terus dijalankan. Sekitar 40 persen komponen disuplai BUMN lain seperti PT Pindad. Sedangkan 60 persen komponen lain merupakan produksi luar negeri seperti bagian bogie atau komponen gerak pada kereta api.
2.Mampu Berjalan 100 km/jam
Ditanya soal kelebihan kereta LRT tanpa masinis yang diproduksi, Budi menjelaskan jika LRT tanpa masinis lebih canggih dibandingkan kereta LRT Palembang. Untuk kecepatan maksimal, misalnya, mampu mencapai 100 kilometer per jam. “Keunggulannya kapasitas lebih besar,’’ ujar dia Selasa (2/10)
3.Diproyeksikan Masuk Pasar Luar Negeri
Karena kelebihan itu, PT INKA berkeinginan memasarkan kereta LRT ke luar negeri. Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain yang masuk konsorsium seperti PT KAI, PT Waskita Karya akan memasarkanya ke sejumlah negara.
“Mau masuk Filipina, Bangladesh, Sri Langka, dan Vietnam untuk dijual satu paket, termasuk pembiayaan, operasional, dan lain-lain,’’ kata Budi.
4.Mulai Dikirim April 2019
Manajer Humas dan Protokoler PT INKA, Exiandri Bambang Primadani, menambahkan LRT Jabodebek akan dikirim mulai April 2019 secara bertahap. Proses uji coba juga akan djalankan. Setelah jalur, persinyalan, stasiun, dan depo, maka seluruh kereta tanpa masinis dikirim.
5.Masa Uji Coba Selama 2 Tahun
Meski begitu, ia menuturkan petugas teknis masih bertugas di balik kemudi untuk mengoperasionalkan kereta LRT ini selama dua tahun. Langkah itu sebagai proses pengenalan teknologi kepada masyarakat. Setelah itu, kereta benar-benar beroperasi tanpa masinis.