Setelah Jabodetabek, Warung Pintar Kini Hadir di Banyuwangi

Warung pintar berbeda dengan ritel modern lainnya

Banyuwangi, IDN Times - Perusahaan rintisan (startup) teknologi di sektor ritel bernama Warung Pintar mulai melebarkan jejaringnya di Kabupaten Banyuwangi. Startup ini berupaya menguatkan sektor usaha mikro dengan pinjaman aset warung cerdas berbasis teknologi.

Baca Juga: MusimPanen, Startup Indonesia Memenangkan Pendanaan YSE 2018 dari SIF

1. Baru ada 8 di Banyuwangi

Setelah Jabodetabek, Warung Pintar Kini Hadir di BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sebelumnya, Warung Pintar telah memulai di Jabodetabek. Co Founder Warung Pintar, Harya Putra, mengatakan di Jabodetabek sudah ada 1.100 Warung Pintar yang dikelola masyarakat dari berbagai kalangan.

"Di Jabodetabek ada 1.100 dan Banyuwangi saja, di Jakarta baru setahun. Di Banyuwangi baru ada 8, sisanya ada 4 masih dalam proses minggu ini akan dibuka," ujar Arya saat ditemui, Sabtu (22/12).

2. Ritel berjejaring berbasis warung kecil

Setelah Jabodetabek, Warung Pintar Kini Hadir di BanyuwangiIDiDN Times/Mohamad Ulil Albab

Warung Pintar yang didirikan pria 24 tahun ini berupaya memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang untuk memulai bisnis. Fasilitas pinjaman warung yang diberikan berupa lapak kecil berukuran sekitar 3x1 meter.

Masyarakat cukup mendaftar gratis dan akan diberi pinjaman warung lengkap dengan perlengkapan teknologi seperti Wifi, monitor tourism center, hingga fasilitas jual beli tiket online.

"Bentuknya secara bisnis secara kemitraan. Sifatnya aset dipinjamkan, selama aktif menggunakan produk kami. Ada teknologi. USL sistem pembelanjaan, sistem perdagangan," katanya.

3. Bedanya dengan ritel modern lain

Setelah Jabodetabek, Warung Pintar Kini Hadir di BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Arya melanjutkan, yang membedakan Warung Pintar dengan ritel modern berjejaring lainnya adalah, dia menguatkan sistem warung berbasis data. 

"Kami berbasis data, bisa mengeluarkan saran, satu daerah laku barang apa, kami bisa beri saran. Bisa juga berintegrasi dengan pariwisata," ujar alumnus Kampus ITB ini.

Selain itu, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk bergabung dengan Warung Pintar. Aset warung akan dipinjamkan selama bisa mempromosikan produk sistem teknologi Warung Pintar.

4. Upaya mendukung industri 4.0

Setelah Jabodetabek, Warung Pintar Kini Hadir di BanyuwangiIDiDN Times/Mohamad Ulil Albab

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang mendukung masuknya startup Warung Pintar berharap bisa meguatkan sektor usaha mikro, khususnya UMKM dan pengusaha ritel kecil di Banyuwangi.

"Asetnya dipinjami, lalu dilatih teknologi informasi (TI). Kalau sudah terlalu sepuh, bisa anaknya yang dilatih TI. Jadi ini bagian meningkatkan daya saing warga, bukan semata-mata jualan kemudian dapat duit, tapi bagaimana membentuk ekosistem usaha rakyat yang baik," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

5. Ibu-ibu juga bisa urus Warung Pintar

Setelah Jabodetabek, Warung Pintar Kini Hadir di Banyuwangiid.techinasia.com

Selain itu, basis teknologi yang digunakan bisa menjawab tantangan prediksi revolusi industri 4.0

"Orang bicara revolusi industri 4.0 muluk-muluk banget, Insya Allah itu kami bumikan dan mulai dari yang kecil, dari warung rakyat di gang-gang dan desa,”

Bahkan, kata Anas, ibu-ibu komunitas Usaha Makanan dan Minuman Banyuwangi juga ikut mengelola Warung Pintar. “Ada ibu-ibu komunitas Usaha Makanan dan Minuman Banyuwangi (Umami) ikut mengelola Warung Pintar di beberapa titik,” imbuhnya.

Baca Juga: Warung Pintar Dapat Pendanaan Rp 55 miliar

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya