Profil PT WIKA, BUMN Karya yang Bangun Gelora Bung Karno

Banyak proyek infrastruktur besar yang digarap oleh WIKA

Jakarta, IDN Times – Jakarta International Velodrome, Bendungan Paselloreng, Bandara Kertajati, Pelabuhan Peti Kemas Sorong adalah beberapa contoh proyek besar yang digarap oleh PT Wijaya Karya (WIKA). Berdasarkan laporan keuangan 2018, WIKA mengantongi pendapatan Rp31,15 triliun pada 2018.

Meski termasuk perusahaan BUMN, tahu kah kamu kalau WIKA dulunya adalah perusahaan Belanda? Simak profil PT WIKA berikut ini.

1. WIKA lahir perusahaan Belanda pada 1960

Profil PT WIKA, BUMN Karya yang Bangun Gelora Bung KarnoDok. Istimewa / WIjaya Karya (WIKA)

WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, perusahaan tersebut berubah nama menjadi Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.

2. Ikut membangun Gelanggang Olah Raga Bung Karno untuk Asian Games ke-4

Profil PT WIKA, BUMN Karya yang Bangun Gelora Bung KarnoIDN Times/Istimewa

Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.

Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru negeri.

3. Perkembangan lini kerja WIKA

Profil PT WIKA, BUMN Karya yang Bangun Gelora Bung KarnoDok. Istimewa / WIjaya Karya (WIKA)

Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.

Tahun 1982 WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan.

Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi.

4. Penawaran saham perdana

Profil PT WIKA, BUMN Karya yang Bangun Gelora Bung KarnoDok. Istimewa / WIjaya Karya (WIKA)

Semakin berkembangnya Perseroan dengan berbagai proyek membuat WIKA melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta).

Pada IPO tersebut, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat.

Baca Juga: Kembangkan Kawasan Subang, Wika Gandeng Rajawali Nusantara 

5. Beberapa proyek strategis lainnya

Profil PT WIKA, BUMN Karya yang Bangun Gelora Bung KarnoIlustrasi pembangkit/Dok. IDN Times/ Istimewa

Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan lain berhasil menyelesaikan Jembatan Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura.

Sepanjang tahun 2012, WIKA berhasil menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari: Pembangkit Listrik Tenaga Gas Borang, 60 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Rengat, 21MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW.

Untuk mengkatalis pertumbuhan ekonomi di kota Ambon, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga membangun Jembatan Merah Putih, dimana WIKA dan konsorsium menjadi kontraktor pembangunannya. Jembatan Merah Putih dibangun sejak Juli 2011 dan bentang utamanya baru dibangun setahun kemudian dengan masa kontrak selama 870 hari.

Proyek lain yang mereka kerjakan adalah gedung kuliahTelkom University. WIKA membangun gedung kuliah setinggi 10 lantai, dengan luas bangunan 24.532 meter persegi.

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: WIKA Catat Laba Bersih 2019 Rp341,34 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya