Gejolak Dolar, Ekonomi Jatim Tetap Stabil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan membatasi barang impor termasuk bahan baku rupanya tidak membuat Gubernur Jawa Timur Soekarwo kebakaran jenggot. Ia menyikapinya santai karena menurutnya, sektor industri di Jatim bahan bakunya mayoritas tidak berasal dari barang impor.
1. Mayoritas bahan baku agro dan hortikultura
Soekarwo menjelaskan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur terdiridari 57,52 persen UMKM. Sementara UMKM di Jatim bahan bakunya mayoritas berasal dari agro dan hortikuktura. Dari total keseluruhan UMKM, yang menggunakan bahan baku tersebut berjumlah lebih dari 7 juta UMKM. "Itu berdasarkan sensus ekonomi tahun 2016 yang dipublikasikan tahun 2017. Sementara yang non agro cuma 5,9 juta," jelasnya.
Baca Juga: Mulai dari Dolar hingga Rupiah, Ini Sejarah Nama 8 Mata Uang di Dunia!
2. Jenis bahan baku menguntungkan dalam kondisi ini
Ia menambahkan, pilihan Jatim untuk menggunakan bahan baku jenis tersebut merupakan hal yang tepat. Hal ini lantaran bahan baku yang berasal dari alam dapat menguntungkan Jatim dalam kondisi kritis seperti ini. "Jatim diuntungkan pilihan ekonominya agro industri dan pedagang bisnis. Sehingga ekonomi Jatim bahan bakunya tidak berhantung impor seperti Jabar yang industrinya besar-besar," jelasnya.
3. Ekonomi Jatim dianggap stabil
Karena UMKM yang tidak terpengaruh pembatasan impor maupun kenaikan dolar tersebut, Soekarwo mengklaim bahwa perekonomian di Jatim stabil. Hal ini dapat ia nyatakan berdasarkan indeks tendensi konsumen atau kemampuan beli warga Jatim. "Jatim pilihannya agro sehingga Jatim ekonominya stabil. Diukur dari indeks tendensi konsumen," jelasnya.
Baca Juga: Data Ekonomi Terbaru AS Picu Rebound Dolar