Khofifah-Emil Komitmen pada Reaktivasi Rel Kereta Api di Madura

Pemprov Jatim optimis terealisasi

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berkomitmen untuk ikut merealisasikan rel kereta api di Pulau Madura. Komitmen itu tertuang dalam bentuk surat yang dikirim Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada Menteri Perhubungan pada 9 Februari 2023.

Surat tersebut berisi perihal 'Percepatan Program Reaktivasi dan Revitalisasi Jalur Kereta Api di Jawa Timur'. Ada 13 rel yang menjadi sasaran program. Nah, di nomor 12 dan 13 mencakupi rel kereta api yang di wilayah Madura. Seperti halnya nomor 12, rel dari Kamal - Kalianget. Kemudian nomor 13, rel dari Bangkalan - Telang.

"Program percepatan reaktivasi dan revitalisasi ini sudah tertuang di Perpres Nomor 80 Tahun 2019," ujar Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak saat di acara FGD yang digelar Pokja Jurnalis Grahadi di Hotel Inna Surabaya, Selasa (21/3/2023).

Dalam Perpres tersebut, kata Emil, khusus reaktivasi rel kereta api dari Bangkalan hingga Sumenep akan menghidupkan sebanyak 14 bekas stasiun dan 97 hembatan kereta api. Kereta api di Madura juga akan menghubungkan dua pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Kamal, Bangkalan dan Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

Lebih lanjut, memiliki lintasan sepanjang 225 kilometer yang menghubungkan Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Progres saat ini, beber Emil, telah dilaksanakan studi kelayakan reaktivasi jalur mati oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan pada tahun 2022 lalu.

"Dari studi yang dilakukan Kementerian Perhubungan, ini (reaktivasi rel di Madura) masuk tujuh prioritas dari 13 yang ditentukan, (rel Madura) masuk tujuh besar," kata Emil.

Nah untuk pendanaannya, sesuai Perpres 80 Tahun 2019, reaktivasi rel kereta api di Madura membutuhkan nilai investasi sebesar Rp3,375 triliun. Angka tersebut memang tidak sedikit. Tapi Emil optimistis reaktivasi ini segera terealisasi. Dia melihat dari dampak domino yang dihasilkan.

"Saat ini struktur ekonomi Madura 31 persen pertanian, 15 persen perdagangan dan 15 persen pertambangan. Industri belum muncul, padahal industri bisa menyerap tenaga kerja dan menjadi nilai tambah," kata dia.

Mantan Bupati Trenggalek ini berpandangan kalau adanya kereta api dapat mempercepat tumbuhnya industri di Pulau Garam. Karena kereta api tidak fokus mengangkut penumpang saja. Melainkan juga barang. Tak hanya itu, pariwisata di Madura juga akan mengalami lonjakan jika sudah ada kereta api yang terintegrasi.

Pakar transportasi ITS, Hera Widyastuti mengamini pernyataan Emil. Menurut dia, kereta api di Madura bisa menjadi moda transportasi massal pengurai kemacetan. Karena selama ini memang kerap terjadi kemacetan di poros utama antar kabupaten di Madura. Terutama Bangkalan ke Sampang atau sebaliknya.

"Bisa mengurangi kemacetan secara teoritis," kata dia. Tak hanya itu, geliat industri dan pariwisata, sambungnya, juga akan meningkat. Hal itu tentunya dapat meningkatkan penghasilan asli daerah serta produk domestik regional bruto.

"Harapannya dengan pergerakan transportasi ini bisa mengangkat PDRB dari kota-kota yang dilewati," kata Hera dalam FGD.

Reaktivasi ini sudah sangat ditunggu oleh warga Madura. Ketua DPP Madura Asli (Madas), Berlian Ismail Marzuki bilang kalau Madura butuh infrastruktur. Baik itu jalan tol maupun kereta api. Menurutnya, infrastruktur akan berdampak pada perekonomian di Madura.

"Kereta jalan tol semuanya ditunggu. Madura dikenal banyak merantau. Karena tanah kita tanah keras. Masyarakat sangat menunggu baik itu jalan tol maupun kereta api," tegasnya saat FGD.

"Di sana potensi wisata sangat besar. Kalau ada kereta api tidak menutup kemungkinan pulau terluar potensi wisatanya akan terdorong," pungkasnya.

Baca Juga: Reaktivasi Rel Madura, Dekan UTM  Ingatkan Janji Politik Khofifah

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya