Jatim Punya 6 Desa Devisa Baru, Kini Ada 28 Desa, Lho!

Semoga tembus pasar internasional

Surabaya, IDN Times - Jawa Timur (Jatim) memiliki enam desa devisa baru. Keenam desa itu tersebar di lima kabupaten. Masing-masing desa mempunyai produk unggulan. Nah, produk tersebut ditarget tembus pasar internasional alias diekspor.

1. Enam desa itu punya produk tenun, batik hingga akar jati

Jatim Punya 6 Desa Devisa Baru, Kini Ada 28 Desa, Lho!Kendang Jimbe produk dari Kabupaten Blitar. dok. Pemprov Jatim.

Berdasarkan data Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), enam desa devisa itu Desa Parengan di Lamongan yang mempunyai produk tenun ikat. Desa Punjung, Pacitan punya olahan jahe, Desa Minggirsari, Blitar punya Kendang Jimbe.

Kemudian Desa Ngubalan di Ngawi punya produk khas yakni kerajinan akar jati. Selanjutnya ada dua desa di Tuban yang menjadi desa devisa baru, yaitu Desa Margorejo dan Kedungrejo yang punya produk batik serta tenun gedog.

Baca Juga: Nilai Tukar Petani Jatim Paling Jeblok Se-Jawa

2. Desa devisa akan didampingi sampai tembus ekspor

Jatim Punya 6 Desa Devisa Baru, Kini Ada 28 Desa, Lho!Pemeran produk unggulan dari warga desa di Jatim. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F Anwar mengatakan, enam desa devisa baru nantinya akan didukung penuh LPEI. Tujuan desa devisa ialah mengembangkan UMKM agar bisa tembus ekspor.

"Program kolaborasi hingga bulan September 2022 yang sudah kami laksanakan yaitu pelatihan pada 604 peserta dan menghasilkan 50 eksportir baru," ujarnya.

3. Kini ada 28 desa devisa di Jatim

Jatim Punya 6 Desa Devisa Baru, Kini Ada 28 Desa, Lho!Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melihat produk olahan warga Kabupaten Tuban. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Desa devisa di Jatim adalah yang terbanyak di Indonesia. Dimana, sebelum penambahan enam desa devisa telah ada pendampingan LPEI pada 22 desa devisa di Jatim. Artinya sudah ada 28 desa devisa.

"Ini merupakan desa devisa terbanyak di Indonesia. Dan dari segi Pembiayaan ekspor segmen UMKM, LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor Rp5,4 trilliun per Juni 2022," ungkapnya. 

Sementara itu Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa berharap, kuota desa devisa di Jatim dari LPEI semakin ditambah. Secara tidak langsung desa devisa merupakan jembatan produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.

"Ini ikhtiar kita bersama dalam mendukung agar bisa tercapai perluasan market dan peningkatan daya saing dari produk-produk UKM dan IKM kita hingga ke pasar global," pungkasnya.

Baca Juga: Aremania Desak Eks Kapolda Jatim Diperiksa Kasus Kanjuruhan

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya