Impor Jatim Awal Tahun Masih Lesu, Neraca Perdagangan Defisit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Tak hanya ekspor saja yang lesu, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) juga mencatat bahwa impor selama Januari 2021 mengalami penurunan. Angkanya mencapai 13,72 persen bila dibandingkan Desember 2020 dari USD2,03 miliar menjadi USD1,75 miliar. Meski impor juga tak banyak dilakukan, nyatanya neraca perdagangan Jatim juga minus.
1. Impor nomigas turun
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, penurunan impor Jatim pada awal tahun ini disebabkan oleh kinerja impor sektor nonmigas yang turun sebesar 18,91 persen. Yakni dari USD1,72 miliar menjadi USD1,40 miliar. Impor nonmigas menyumbang 79,63 persen terhadap total impor Januari 2020.
"Jika dibandingkan Januari 2020, nilai impor nonmigas juga masih mengalami penurunan sebesar 9,51 persen," ujarnya, Selasa (17/2/2021).
2. Impor migas mengalamai naik
Sementara untuk impor migas, lanjut Dadang, meningkat sebesar 15,13 persen. Yaitu dari USD310,06 juta pada Desember 2020 menjadi USD356,96 juta pada Januari 2021. Impor migas tersebut menyumbang 20,37 persen dari total impor Jatim pada Januari 2021.
"Bila dibandingkan Januari 2020, nilai impor migas mengalami penurunan sebesar 26,15 persen," ucap dia.
Golongan mesin-mesin/ pesawat mekanik (HS 84) merupakan kelompok komoditas utama impor nonmigas Jatim. Nilai transaksinya USD154,65 juta. Turun sebesar 13,78 persen daripada Desember 2020 yang mencapai 179,37 juta dolar AS.
"Kelompok barang ini mempunyai peranan 11,08 persen dari total impor nonmigas Jatim, yang utamanya diimpor dari Tiongkok sebesar USD72,64 juta," kata Dadang.
3. Negara asal impor terbanyak ialah Tiongkok, neraca perdagangan Jatim defisit
Tiongkok tercatat sebagai negara asal barang yang masuk Jatim terbanyak selama Januari 2021. Peranannya sebesar 36,15 persen. Disusul berikutnya dari Amerika Serikat dan Korea Selatan yang memberikan kontribusi pada pasar impor sebesar 8,61 persen dan 4,44 persen.
"Nilai impor dari Tiongkok Januari 2021 sebesar USD504,42 juta. Diikuti impor dari Amerika Serikat sebesar USD120,12 juta, serta dari Korea Selatan sebesar USD61,90 juta," imbuh Dadang.
Berdasarkan catatan neraca perdagangan Jatim selama Januari 2021 mengalami defisit sebesar USD216,82 juta. Disebabkan selisih perdagangan yang negatif baik pada sektor migas maupun nonmigas. Sehingga secara agregat menjadi defisit. Sektor nonmigas mengalami defisit USD11,18 juta dan migas defisit USD205,65 juta.
Baca Juga: 5 Dupe Skincare Impor dari Merek Lokal, Terjangkau dan Gak Kalah Bagus