Harga Daging Ayam Tembus Rp39 Ribu per Kilogram

Sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp34 ribu

Surabaya, IDN Times - Harga daging ayam ras atau broiler terus melambung. Lonjakan harga ini terpantau sejak sebelum bulan Ramadan. Menurut data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur (Jatim), per 1 April, harganya di kisaran Rp33.447 per kilogram. Harga rata-rata daging ayam broiler kembali naik, menjadi Rp35.640 per kilogramnya pada 6 April.

Nah, pada Rabu (14/4/2021), harga rata-ratanya tembus Rp39.480 per kilogram. Harga rata-rata tertinggi di Sumenep Rp46 ribu per kilogram, terendah di Tulungagung dan Lumajang Rp36.666.

1. Pembeli sebut lonjakan harga sering terjadi saat Ramadan

Harga Daging Ayam Tembus Rp39 Ribu per KilogramIDN Times/Daruwaskita

Naiknya harga daging ayam broiler ini dibenarkan oleh pembeli di Pasar Sidoharjo, Lamongan, Zuly. Dia mengatakan bahwa harganya sekarang tembus di kisaran Rp36 ribu-Rp39 ribu. Menurutnya, kenaikan seperti ini sudah biasa saat masuk Ramadan.

"Iya naik, ada yang Rp36.000 ada yang sampai Rp39 ribu. Kalau puasa memang biasa naik," ujarnya.

Baca Juga: Sepekan Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam Merangkak Naik  

2. Lonjakan harga daging ayam broiler lampaui HET

Harga Daging Ayam Tembus Rp39 Ribu per KilogramIDN Times/Holy Kartika

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Drajat Irawan tidak menampik adanya lonjakan pada harga daging ayam broiler. Dia menyebut, harganya sekarang sudah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang seharusnya Rp34 ribu.
 
"Rata-rata Jatim Rp39 ribu. Ini yang sekarang sedang dilakukan pengecekan bersama dinas peternakan. Karena ini di tingkat hulu. (Peternak) Paling banyak di Blitar," katanya.

3. Disperindag masih koordinasi

Harga Daging Ayam Tembus Rp39 Ribu per KilogramIlustrasi pasar tradisional. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Drajat mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab lonjakan harga daging ayam broiler di Jatim. Dia hanya menyebut beberapa kemungkinan yang menjadi faktor. Misalnya kelangkaan bibit ayam, penyakit yang menyerang diakibatkan oleh iklim atau permintaan yang meningkat.

"Karena itu kami akan segera koordinasikan termasuk dengan produsen ayam. Baik ke sentra maupun perusahaan, kami mendorong agar segera didistribusikan," tegasnya.

Baca Juga: 5 Kreasi Olahan Berbahan Daging Kalkun, Rasanya Mirip Daging Ayam!

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya