Melihat Produksi Rebana Rumahan Yang Ada di Kota Malang

Bulan Ramadan alami lonjakan pesanan hampir 100 persen

Malang, IDN Times - Bulan Ramadan tampaknya memang memberikan berkah tersendiri bagi sejumlah pengusaha. Salah satunya adalah produsen alat musik rebana di Jl Kiai Persen Jaya, Kedungkandang, Kota Malang. Pada bulan ini, orderan rebana mereka meningkat hingga hampir 100 persen.

1. Berbeda dari tahun sebelumnya

Melihat Produksi Rebana Rumahan Yang Ada di Kota MalangProses penjemuran rebana usai dipasang kulit. IDN Times/Alfi Ramadana

Salah satu perajin rebana, Arif Priyadi menjelaskan bahwa Ramadan tahun ini memang berbeda. Pesanan rebana buatannya melonjak drastis. Bahkan, ini adalah yang terbanyak selama sembilan tahun ia menjadi perajin rebana.

"Biasanya kalau bulan Ramadan itu malah sepi karena memang banyak kegiatan berhenti. Paling banyak biasanya hanya servis-servis saja. Tapi tahun ini berbeda karena pesanan malah banyak yang masuk," urainya Sabtu (9/4/2022). 

2. Bisa layani hingga 50 pesanan sebulan

Melihat Produksi Rebana Rumahan Yang Ada di Kota MalangSejumlah rebana yang tengah dalam proses pengeringan. IDN Times/Alfi Ramadana

Arif mengakui bahwa sejak sebelum Ramadan memang pesanan rebana cukup meningkat. Bahkan dirinya bisa melayani pesanan hingga 30 buah setiap bulan. Tetapi belakangan pesanan meningkat hingga mencapai 50 buah rebana dari berbagai daerah di Jawa Timur. Meski berbeda dari biasanya, Arif justru bersyukur lantaran pesanan rebananya meningkat. 

"Biasanya kalau rebana itu ramainya pas bulan maulid. Kadang sampai setelah bulan maulid pesanan masih banyak," imbuhnya. 

3. Produksi rebana berbahan premium

Melihat Produksi Rebana Rumahan Yang Ada di Kota MalangProses pengelemen kulit untuk rebana sebelum dikeringkan. IDN Times/Alfi Ramadana

Secara kualitas, rebana produksi Arief memang terbilang bagus. Kayu yang dipakai adalah jenis Mahoni dan Nangka. Dua jenis kayu ini disebut memiliki kualitas bagus untuk bahan rebana. Sementara untuk kulitnya menggunakan kulit kambing betina. Selain teksturnya yang lebih lembut, kulit kambing betina juga dinilai lebih mudah disetel untuk mendapatkan suara sesuai keinginan. 

"Kalau kulit kambing betina itu teksturnya lebih bagus. Berbeda dengan jenis kulit kambing jantan," sambungnya. 

Baca Juga: Titik Winarti, Bisnis Kerajinan Tangan Meroket Berkat Gandeng Difabel

4. Proses pembuatan juga tidak terlalu sulit

Melihat Produksi Rebana Rumahan Yang Ada di Kota MalangBeberapa rebana yang sedang dalam proses pengeringan. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk proses pembuatan sendiri, Arief menyebut tidak terlalu sulit. Bahan baku kayu terlebih dahulu direndam dengan bahan tertentu agar tidak dimakan rayap. Setelah direndam, kayu dipotong sesuai dengan mal bentuk rebana yang ingin dibuat. Setelah itu kayu dijemur hingga kering lalu dihaluskan permukaannya dan dicat. Setelah itu, baru dipasang kulit sesuai ukuran. Untuk pemasangan kulit memerlukan sedikit keterampilan. Terutama agar menghasilkan suara seperti yang diharapkan. 

"Untuk satu set rebana biasanya perlu waktu dua minggu pengerjaan. Sebenarnya kalau cuaca sedang bagus bisa lebih cepat," jelasnya. 

Untuk harga sendiri, Arief menyebut dirinya menjual rebana persen biji. Tetapi proses penjualan sendiri lebih banyak dilayani per paket. Untuk satu paket terdiri dari 4 rebana. Ada juga untuk model lain satu paket berisi sembilan rebana. Harga per bijinya adalah Rp 350 ribu. Harga tersebut sudah termasuk wadah dan beberapa kelengkapan lain. 

"Sebenarnya ada yang lebih murah yakni Rp200 ribu per biji. Tetapi kami jarang produksi karena secara kualitas memang tidak sebagus yang biasa kami buat," tandasnya. 

Baca Juga: Tangis Khofifah di Sela Tabuh Rebana 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya