Kenaikan Harga Mobil Picu Inflasi di Kota Malang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen pada bulan Februari 2022. Salah satu penyebab inflasi tersebut adalah kenaikan harga mobil. Hal itu seperti disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Selasa (1/3/2022).
1. Ada sepuluh komoditas penyumbang inflasi
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini menjelaskan bahwa setidaknya ada 10 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi pada bulan Februari. Kenaikan harga mobil sebesar 3,33 persen memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang sama juga menjadi penyumbang inflasi cukup besar pada bulan Januari lalu.
"Saat itu harga mobil mengalami kenaikan ssebesar 6,12 persen dengan memberikan andil sebesar 0,11 persen. Pada bulan yang sama inflasi di Kota Malang tercatat sebesar 0,52 persen dan merupakan yang tertinggi di Jawa Timur," paparnya Selasa (1/3/2022).
Baca Juga: 6 Rekomendasi Spot Ternyaman untuk Jogging di Kota Malang
2. Deterjen bubuk hingga tisu juga picu inflasi
Selain harga mobil, komoditas lain yang menyumbnag inflasi adalah sabun deterjen bubuk cair tercatat naik sebesar 6,16 persen dengan andil 0,06 persen. Kemudian ada kenaikan harga daging ayam ras sebesar 3,83 persen, lalu ada bawang merah denhan 26,96 persen, biaya keamanan sebesar 11,87 persen, tisu 11,83 persen, pengharum cucian 7,03 persen dan shampo sebesar 4,84 persen. Semua komoditi tersebut memiliki andil pada inflasi yang terjadi di Kota Malang.
"Juga ada buah mangga yang mengalami kenaikan sebesar 19,06 persen lalu pisang juga naik 4,61 persen," imbuhnya.
3. Minyak goreng jadi penghambat inflasi
Menariknya dari sejumlah komoditi pemicu inflasi tidak ada minyak goreng. Komoditi yang sempat melonjak harganya dalam beberapa bulan terakhir kini justru menjadi penghambat inflasi. Penurunan harga minyak goreng sebesar 14,41 persen mampu memberikan andil sebesar 0,15 persen pada defladi. Lalu telur ayam ras juga mengalami penurunan sebesar 16,31 persen dengan andil 0,09 persen.
Beberapa komoditas lain juga mengalami penurunan harga seperti cabai rawit turun 19,45 persen, angkutan udara turun 2,39 persen, udang basah 3,54 persen, pepaya 5,03 persen, semangka 4,92 persen dan beras turun 0,26 persen. Komoditas tersebut juga menjadi penghambat inflasi.
"Pemerintah bergerak cepat mengatasi hal itu dengan menetapkan minyak goreng satu harga. Ini sangat berpengaruh, juga termasuk adanya operasi pasar yang membuat harga turun," jelasnya.
4. Inflasi tertinggi ada di kebutuhan rumah tangga
Jika dilihat dari kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pemeliharaan rutin kebutuhan rumah tangga. Inflasi yang terjadi mengalami kenaikan sebesar 1,83 persen. Kemudian diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,54 persen.
"Kalau untuk kelompok yang mengalami deflasi paling besar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Komoditas ini turun sebesar 0,50 persen dengan andil 0,11 persen," tutupnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Persewaan Motor di Kota Malang